Cilacap – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) ternyata tidak hanya diikuti oleh sekolah atau madrasah formal, tetapi juga pondok pesantren. Sebanyak enam pesantren wajardikdas tingkat wusta se Kabupaten Cilacap siap mengikuti UNBK 2018.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap melalui Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Subhan Wahyudi mengatakan bahwa, di era modern pesantren harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dunia pesantren yang identiknya dengan pendidikan keagamaan, saat ini mampu mengikuti ujian berbasis komputer.
“Keingingan mengikuti UNBK justru berasal dari para pengelola pesantren. Mereka tidak mau ketinggalam dengan madrasah atau sekolah umum. Sehingga Kementerian Agama selaku wakil dari pemerintah memberikan solusi. Yakni memberikan fasilitasi dengan cara mengindukkan kepada Pengelola Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang telah terakreditasi,”katanya.
Menurutnya, salah satu syarat utama untuk dapat menggelar UNBK, lembaga penyenggaranya harus sudah terakreditasi. Sedangkan pesantren penyelenggara wajardikdas belum ada satu pun yang terakreditasi. Hal ini disebabkan oleh sarana dan prasarana yang dimiliki masih jauh dari kata layak. Sehingga kebijakkan mengindukkan adalah langkah yang tepat.
Dengan teknis UNBK, maka diharapkan kredibilitas lulusan pesantren wajardikdas akan semakin meningkat. Harapannya, jumlah santri yang masih enggan mengikuti jalur tersebut akan semakin tergugah karena sistemnya yang tidak berbeda dengan sekolah umum. Sehingga nantinya diharapkan tidak ada lagi dijumpai santri yang tidak bersekolah.
Berdasarkan data, dari enam pesantren wusto terdapat 89 santri yang siap mengikuti UNBK. Sesuai jadwal, UNBK akan digelar pada 4 – 6 Mei 2018. Para santri sebelumnya mengikuti simulasi sebagaimana madrasah umum. Sebaran data secara mendetail, pesantren Al Fiel terdapat 16 santri, Nurul Mubtadi’in 21 santri, Raudlatut Tholabah 25, Hidayaturrohman 5, Miftahul Huda 18 dan Miftahul Faizin 4. (On/bd)