Cilacap – Berita hoax alias berita bohong jika tidak ditanggulangi secara dini akan sangat membahayakan. Efek kebohongan akan sangat dahsyat karena merupakan bagian dari fitnah. Sedangkan fitnah itu sendiri lebih kejam dari pada pembunuhan.
Berangkat dari masalah tersebut, Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kabupaten Cilacap merapatkan barisan untuk menyiapkan metode pendekatan dakwah yang paling efektif untuk menangkal bahaya berita hoax.
Hal tersebut dikemukakan Mokhamad Farkhan selaku Ketua FKPAI Kabupaten Cilacap, Kamis (1/11) di Gedung IPHI Kabupaten Cilacap.
Menurutnya, derasnya laju perkembangan teknologi informasi harus diimbangi dengan perkembangan atau penyesuaian pola dakwah. Sebagai civitas pendidikan keagamaan, penyuluh harus mampu mengembangkan kompetensinya dalam dunia dakwah.
Penggunaan media sosial saat ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan dan menjadi budaya masyarakat masa kini. Tidak ada manusia yang bisa membendungnya. Arah utama diciptakannya tenologi secara fitrah adalah untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Karenanya, diperlukan sosialisasi melalui materi kegiatan dakwah.
“Jauh sebelum manusia sekarang bergulat dengan penggunaan teknologi informasi, Al Qur’an telah lebih dahulu menyebut penggunaan teknologi. Bagaimana Allah telah menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong agama-Nya dan rasul-rasul-Nya,”ungkapnya.
Dari dasar kandungan Qur’an tersebut dia mengatakan bahwa bahwa, seharusnya umat Islamlah yang lebih dahulu memanfaatkan teknologi. Bukan malah sebaliknya, umat Islam malah menjadi menyimpang perilakunya karena teknologi. Untuk itu, dia mengajak seluruh penyuluh agar mampu menelaah isi Al Qur’an yang kaitannya dengan teknologi.
Terkait dakwah tentang teknologi, umat Islam memilki segudang dasar perkembangan teknologi yang maha canggih. Al Qur’an tidak hanya menjelaskan teknologi tentang manfaat besi, tetapi juga menjelaskan bagaimana Allah menciptakan alam semesta beserta isinya dan sistem-sistemnya.
“Begitu canggihnya teknologi yang disampaikan melalui Al Qur’an, mengapa justru kita sendiri sebagai umat Islam malah gagap dengan teknologi, ini kan aneh. Karenanya, mari kita bersama-sama belajar mengembangkan metode dahwah bertemakan teknologi. Harapannya, umat Islam akan mengetahui bahwasanya belajar ilmu agama tidak hanya melulu tentang syariah atau ketauhidan belaka, melainkan seluruh ilmu sesuai dengan kemampuan dan bakat masing-masing. Endingnya akan tercipta generasi Islam yang menyeluruh,”pungkasnya.(On/bd)