Gerak Stunting Tingkat Kabupaten/Kota untuk wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab. Pekalongan – BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Tengah melakukan berbagai upaya secara masif untuk menurunkan stunting salah satunya melalui koordinasi secara terintegrasi dengan kegiatan Gerak Stunting Tingkat Kabupaten/Kota untuk wilayah eks-Karesidenan Pekalongan.

Kegiatan yang berlangsung di hotel Santika Kota Pekalongan, Selasa,12 Juli 2022 tersebut dihadiri puluhan perwakilan dari berbagai stakeholder terkait (Kankemenag dan BPMKB) se eks-Karesidenan Pekalongan.

Kasi Bimas Islam H.Moh.Irkham, mewakili Kepala Kankemenag kabupaten Pekalongan, H.Sukarno, hadir mengikuti kegiatan Gerak Stunting Kab/Kota se eks-Karesidenan Pekalongan.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala BKKBN Jateng, Widwiono yang memberikan arahan pentingnya Gerak pencegahan Stunting guna menurunkan angka stunting di wilayah se eks-karesidenan Pekalongan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan sinergi dan konvergensi siapa melakukan apa dalam percepatan penurunan angka stunting di kabupaten/kota,” kata Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah Widwiono.

Ia berharap dengan kegiatan tersebut akan ada sinkronisasi data sasaran stunting di tingkat kabupaten/kota, ada penguatan rencana aksi percepatan penurunan stunting, serta memberikan penguatan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) tingkat kabupaten/kota.

Pemerintah, lanjutnya, telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam RPJMN 2020-2024 dengan target penurunan yang signifikan dari kondisi 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen pada 2024.

Upaya pencapaian target tersebut pun telah ditetapkan dalam strategi nasional percepatan penurunan stunting sesuai PP No 72 Tahun 2021 yakni, pertama: peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.

Kedua: peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, ketiga: peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif, keempat: peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat, kelima: penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.

Widwiono berharap setelah kegiatan tersebut akan diikuti komitmen dari seluruh stakeholder dalam percepatan penurunan stunting agar hasilnya terlihat dan sesuai target. (Irk/Ant/rf)