Hari Ibu perwujudan apresiasi terhadap perjuangan perempuan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Peringatan hari Ibu bukan semata-mata peringatan ditetapkannya tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, melainkan lebih dari penghargaan atas perjuangan kaum perempuan Indonesia yang telah berjuang bersama laki-laki dalam merebut kemerdekaan dan mencapai kemajuan bangsa.

“Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki dalam Mewujudkan Lingkungan yang Kondusif untuk perlindungan Perempuan terhadap anak,“ merupakan pidato Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang dibacakan Kepala Bagian Tata Usaha, Andewi Susetyo saat menjadi pembina upacara dalam upacara peringatan hari Ibu ke-87 di aula lantai III gedung Kanwil.

Maksud tema tersebut, mempunyai makna memberikan penyadaran kepada stakeholder yang terlibat tentang urgensi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perlindungan perempuan dan anak dari segala kekerasan di masyarakat, adapun untuk mewujudkan kaum ibu yang ideal dan menjadi teladan sangat tetap diperlukan melakukan pemberdayaan dan pembinaan yang terencana, terarah dan berkesinambungan.

Andewi menyampaikan bahwa, “Pemberdayaan perempuan di lingkungan Kementerian Agama bisa melalui lembaga pendidikan non-formal yakni Majelis Taklim, sosialisasi/workshop, ormas islam, penyuluh agama, sebagai wahana aktifitas pencerahan yang mempunyai makna penting dan strategis.

Sebab peran Ibu sangatlah besar dan penting untuk mempertahankan ajaran, tradisi, kegiatan yang mengedepankan penguatan spiritual agama, ataupun dapat melalui progam pembangunan dengan bahasa agama agar dapat mencapai masyarakat muslim yang bermutu dan berakhqul karimah yang dapat diteladani,” ucap Andewi menambahkan.

Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak jumlah korban kekerasan sampai bulan Desember tahun 2015 jumlah kekerasan anak usia dibawah umur dari usia 0-5 tahun jumlah 163, usia 6 -12 tahun jumlah 270, usia 13 – 17 tahun jumlah 571 orang, usia 18 – 24 tahun jumlah 207 orang, usia 25 – 44 tahun jumlah 439 orang, usia 45 – 59 tahun jumlah 109, dan usia 60+ jumlah 11 orang.

Kabag TU berharap kedepan fungsi pembinaan sangat penting untuk meminimalisir kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan terhadap anak, sehingga dengan peringatan hari Ibu peran Ibu sangat penting dalam “menjaga kharisma keluarga, menjaga kharisma harmonisasi keluarga, kharisma fundamental terhadap agama dan menyadari kodrat sebagai wanita.(rf)