081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

Imam Tobroni: Harta Bukan Ukuran Keluarga Sakinah

Cilacap – Sudah menjadi pandangan yang secara umum keliru bahwa, ukuran kebahagiaan hidup dinilai dari banyaknya harta yang dimiliki seseorang. Padahal kebahagiaan diperoleh ketika seseorang mampu mensyukuri segala nikmat yang ia terima. Menjalani kehidupan berkeluarga merupakan hal yang sangat kompleks, sehingga akan sangat sempit jika kebahagiaan terletak pada harta kekayaan.

Pernyataan tersebut dilontarkan Pelaksana tugas Kakankemenag Kab. Cilacap, Imam Tobroni, Jum’at (16/11) saat memberikan sambutan pada pembukaan acara Bimbingan Perkawinan (Bimwin), bagi remaja usia pra nikah di Aula Kampus UNUGHA/IAIIG Kesugihan Cilacap.

Menurutnya, untuk membangun sebuah keluarga sakinah mawaddah dan warahmah (samawa), diperlukan pengetahuan yang luas terkait makna hidup. Inti dari hidup adalah beribadah kepada Sang Khalik. Seluruh aktifitas manusia akan bernilai ibadah jika didasarkan pada tugas manusia sebagai hamba Allah. Begitu pula dengan membangun kehidupan keluarga harus betul-betul murni untuk memperoleh ridla Allah.

“Agar mampu membangun keluarga yang samawa, seseorang harus memiliki hal dasar yang paling mendasar, yakni makna dan tujuan hidup. Jika sudah mengetahui makna dan tujuan hidup, kemudian diperlukan metode atau pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan hidup tersebut. Melalui Bimwin diperkenalkan berbagai masalah dan cara pengelolaannya. Sehingga bilamana muncul konflik, pasangan suami isteri (pasutri) akan mampu mengelola dengan baik. Maka apapun yang akan dihadapinya nanti bersama pasangan sudah saling mengerti teknis maupun metode yang digunakan,”Ungkapnya.

Lebih lanjut dikemukakan, kalau materi yang dijadikan patokan, maka para selebritis tidak akan mudah kawin kemudian cerai begitu saja. Harta kekayaan sangat melimpah, kecantikan dan ketampanannya sangat mengagumkan, ternyata kehidupan mereka tidak bahagia. Hal tersebut dibuktikan dengan seringnya mereka kawin kemudia cerai.

Keluarga yang samawa bukan berarti tanpa masalah ataupun konflik. Keluarga samawa adalah mereka yang mampu mengelola konflik sebagai sarana menuju pendewasaan hidup. Pasangan yang harmonis adalah mereka yang saling memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kemudian mereka berusaha untuk saling melengkapi satu sama lain. Sehingga menjadi hubungan fungsional yang sangat kuat untuk membentuk sebuah ketahanan dalam keluarga, pungkasnya. (On/bd)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Terkait

𝗦𝗲𝗻𝗮𝗺 𝗦𝗲𝗵𝗮𝘁, 𝗘𝘅𝗽𝗼 𝗨𝗠𝗞𝗠 𝗛𝗮𝗹𝗮𝗹, 𝗣𝗶𝗷𝗮𝘁 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀, 𝗦𝗲𝗿𝘃𝗶𝗰𝗲 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀, 𝗗𝗼𝗻𝗼𝗿 𝗗𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗗𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗹𝗮𝘆𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗿𝘁𝗶𝗳𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗣𝗿𝗼𝗱𝘂𝗸 𝗛𝗮𝗹𝗮𝗹 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀 𝗠𝗲𝗿𝗶𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗴𝗶𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗥𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮 𝗠𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁𝗶 𝗛𝗔𝗕 𝗞𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗴 𝗸𝗲-𝟳𝟳

𝗣𝗷 𝗕𝘂𝗽𝗮𝘁𝗶 𝗖𝗶𝗹𝗮𝗰𝗮𝗽 𝗔𝗽𝗿𝗲𝘀𝗶𝗮𝘀𝗶 𝗞𝗮𝗻𝗸𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗴 𝗖𝗶𝗹𝗮𝗰𝗮𝗽 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗦𝗮𝘁𝗸𝗲𝗿 𝗧𝗲𝗿𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶𝗮𝗻 𝗟𝗮𝗽𝗼𝗿𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗴𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻 𝗕𝗲𝗻𝗱𝗮𝗵𝗮𝗿𝗮 𝗧𝗿𝗶𝘄𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗜𝗜𝗜 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝟮𝟬𝟮𝟮

Skip to content