Semarang – Dalam upaya menancapkan kuku moderasi beragama, Kemenag Kota Semarang beserta seluruh jajaran terkait, melakukan upaya silaturahmi dengan ormas-ormas Islam guna mencegah konflik bernuansa agama yg ditimbulkan dari perayaan Asyuro oleh umat Syiah, bertempat di Resto Ina Kapau, pada Selasa (2/8).
“Kami Kemenag dalam hal ini ingin agar semua pihak ikut membangun toleransi di Kota Semarang, kami berusaha bagaimana umat dapat menerapkan moderasi beragama yang merupakan program prioritas, jangan sampai dalam mengatasi perbedaan memakai jalan kekerasan,” ujar Rachmad Pamudji selaku Kasubbag TU Kankemenag Kota Semarang yang ikut hadir dalam pertemuan ini.
Silaturahmi yang diinisiasi oleh Badan Kesbangpol dan dihadiri oleh Kemenag, MUI, FKUB, Polrestabes, Kodim, NU, Muhammadiyah, FKSB dan FUIS ini berlangsung dengan ringkas dan padat, yang berusaha menggali opsi dari pihak FUIS (Forum Umat Islam Semarang) yang selama bertahun-tahun selalu menolak dan mendemo kegiatan perayaan Asyuro oleh umat Syiah.
“Kami ingin agar upaya penolakan ini berhenti, jangan sampai Semarang yang dikenal toleran ini justru tidak bisa mengendalikan kelompok intoleran,” harap Mustam Aji selaku Ketua FKUB Kota Semarang.
Tujuan lain dari pertemuan ini adalah agar MUI memberi nasihat kepada FUIS supaya memahami perbedaan pemahaman, baik furuiyah maupun aqidah, agar FUIS berhenti menebar kebencian kepada kelompok Syiah dan memberi ruang untuk berkegiatan sesuai keyakinannya.
“Ketika kita suka memulai kebencian, maka ada potensi besar menuju kehancuran,” pesan Syamsul Maarif selaku Ketua Komisi Ukhuwah MUI Kota Semarang.
Pada kesempatan yang sama, Wahyu Kurniawan selaku Ketua FUIS berharap, Syiah ketika mengadakan kegiatan Asyuro tidak melakukan upaya masif untuk melakukan perekrutan kepada masyarakat.
“Kami tidak ingin mereka bersembunyi dengan judul acara memperingati Haul Cucu Rasulullah, karena itu sebagai upaya mengelabuhi masyarakat lainnya untuk ikut dalam kegiatan itu yang bisa jadi sebagai bentuk membuka perekrutan,” kata Wahyu.
Oleh karenanya Syarif Hidayatullah selaku Penyuluh Agama Islam Kankemenag Kota Semarang memberikan masukan kepada Kesbangpol agar berkomunikasi dengan pihak Syiah untuk merubah narasinya secara terus terang bahwa acara yang nanti diadakan pada 8 Agustus 2022 atau 10 Muharram 1444 H itu bertema Peringatan Asyuro Syiah, sehingga tidak ada prasangka dari berbagai pihak sebagai upaya perekrutan kepada masyarakat luas. “Semoga masukan ini setidaknya dapat menghentikan kegaduhan tahunan di Kota Semarang pada bulan Muharram ini,” pungkas Syarif. (sy/bd)