Cilacap – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Jamun menegaskan bahwa, Nabi Muhammad merupakan tokoh emansipasi wanita yang berkelas dunia akhirat. Hal ini dikarenakan, Rasulullah tidak hanya mengangkat harkat dan martabat perempuan tetapi juga mengarahkan kepada jalan yang diridlai Allah SWT.
Jika Indonesia memiliki tokoh emansipasi wanita yaitu RA Kartini, dia juga merupakan produk dari Mbah gurunya santri nusantara, seorang tokoh ulama besar, yakni Mbah Kyai Sholeh Darat. Sehingga tidak diragukan lagi kalau RA Kartini adalah sesosok wanita muslimah sejati.
Pernyataan tersebut disampaikan pada acara Peringatan Isra’ Mi’raj dan Hari Kartini yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Selasa (24/4) di Aula Kankemenag Cilacap.
“Kalau mau menjadi wanita muslimah sejati ya seperti RA Kartini. Tetapi jangan sampai salah tafsir, yakni dengan hanya ingin persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Sampai kapanpun, hak antara laki dan perempuan tidak akan sama karena memang fitrahnya berbeda. Emansipasi yang sesuai dengan syariat Islam adalah menjadikan wanita sesuai dengan kodratnya, bukan lebih dari itu,”katanya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, akhir-akhir ini tuntutan kaum perempuan terkesan hanya sebatas pada ranah fisik. Yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan dan kekuasaan. Jarang sekali yang menyerukan akan peranan wanita dalam ranah kualitas, terutama pendidikan keluarga. Di sinilah kelemahan perhatian masyarakat, terabainya kepentingan pendidikan telah mengakibatkan menurunnya kualitas moral bangsa Indonesia.
Bagaimanapun, ibu adalah pendidik yang utama dalam sebuah keluarga. Dicontohkan dalam agama Islam oleh Allah melalui Nabi Musa as. Firaun adalah contoh seburuk-buruk tabiat manusia yang disebut dalam Al Qur’an. Akan tetapi, anaknya walaupun anak angkat, berhasil menjadi manusia utama. Ini tidak lain karena peran istrinya yang shalehah. Atas usaha dan kerja keras istri Firaun dalam mendidiknya, Allah menjadikan Musa sebagai salah satu Rasul-Nya.
Dari contoh tersebut, dia mengajak agar kaum wanita bangkit menuju fitrahnya di dunia. Tugas dan tanggung jawabnya terhadap kebaikan keluarga, terutama generasi penerusnya akan menjadi kunci kuatnya kualitas moral bangsa Indonesia, pungkasnya. (On/bd)