Janganlah Menjadi ASN yang Copi Paste

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang—Puluhan peserta tampak serius membaca kitab kuning yang diujikan oleh dewan juri. Hampir semua peserta sukses memaknai kitab ‘fathul mu’in’ dan ‘kifayatul akhyar’ dalam bahasa jawa. Selain itu, mereka juga diharuskan menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh dewan juri terkait materi kitab yang sudah dibaca.

Itulah gambaran kegiatan Musabaqoh Baca Kitab (MBK) yang diselenggarakan oleh Kankemenag Kabupaten Rembang, pagi tadi (24/2) di aula kantor. Kegiatan yang ditujukan kepada Kepala KUA dan penghulu KUA se-Kabupaten Rembang diadakan untuk mempersiapkan peserta dalam perhelatan yang sama di tingkat Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah.

Dalam sambutan pembukaannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah mengatakan, kegiatan MBK ini adalah salah satu wahana untuk mengetahui sejauh mana kompetensi pejabat KUA, salah satunya pemahaman terhadap kajian Islam.

Diakuinya, masih adanya sebagian ASN yang belum mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan fungsi jabatannya, menjadi tantangan tersendiri bagi Kankemenag Kabupaten Rembang untuk mengelola manajemen ASN.

Menurut Atho’illah, masih terjadi perbedaan yang tidak sebanding lurus antara kebutuhan dengan kompetensi dan kualifikasi ASN. Oleh karenanya, diperlukan perbaikan-perbaikan manajemen agar ASN di lingkungan Kankemenag. Salah satunya adalah dengan mengadakan MBK yang ditujukan bagi para penghulu yang berdomisili kerja di Kecamatan.

Atho’illah juga menekankan pentingnya pembentukan karakter ASN, sesuai dengan lima budaya kerja yang dicanangkan oleh Menteri Agama. “Kita perlu berbenah untuk menciptakan citra positif Kemenag, utamanya di lingkungan KUA yang sering mendapat aduan dari masyarakat. Jika ASN betul-betul menerapkan lima budaya kerja, maka tidak akan ada lagi yang namanya aduan masyarakat,” tandas Atho’illah.

“Janganlah menjadi ASN yang copi paste. Sekadar menjalankan tugas yang diberikan. Namun jadilah ASN yang berperilaku sesuai harapan reformasi birokrasi, bergerak cepat, dan melakukan perubahan-perubahan dalam berkarir,” lanjutnya.

Terpisah, dalam rakor Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pagi tadi, Atho’illah meminta kepada pengawas untuk meningkatkan peran dan fungsinya terhadap madrasah, mulai dari Kepala Madrasah hingga siswanya.

Menjelang UN, Atho’illah mengatakan, Mendikbud sekarang tidak menjadikan UN sebagai satu-satunya standar kelulusan. Namun integritas siswa dalam mengikuti proses belajar lah yang akan menjadi penentu kelulusan siswa. —(Shofatus Shodiqoh/gt)