Jemaah Akui Murur Sangat Membantu Ibadah di Muzdalifah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali (Humas) – Kebijakan murur yang diterapkan dalam penyelenggaraan haji tahun ini dinilai sangat membantu jemaah haji dalam menunaikan puncak haji di Armuzna. Sehingga, kesehatan dan keselamatan jemaah haji tetap terjaga.

Murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati Kawasan Muzdalifah tetap berada di dalam bus, dan berhenti sejenak, kemudian langsung menuju tenda Mina.

Siti Sulaehah, jemaah haji kloter 10 SOC asal Kabupaten Kebumen adalah salah satu jemaah yang turut serta mengikuti murur untuk mendampingi sang ibu, Sri Budiati Mad Iskak.  Ia berterima kasih, dengan murur, ibunya tetap dalam kondisi sehat wal afiat.

Sri Budiati adalah jemaah lansia yang menggunakan kursi roda. Sehingga ia diimbau untuk mengikuti murur. Menurut Sulaehah, murur ini sangat membantu dan mempermudah sang ibu melaksanakan mabit di Muzdalifah.

“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan petugas haji yang sudah mengurus haji tahun ini dengan sangat baik. Saya beserta ibu bisa melaksanakan kewajiban dan sunah haji dengan lancar. Dan murur ini sangat membantu kami. Dan ibu saya tetap dalam keadaan sehat wal afiat,” ungkapnya saat tiba di Embarkasi Solo, Rabu (25/6/2024).

Ketua Kloter 10 SOC Miftahudin sangat mengapresiasi pemerintah yaitu Menteri Agama RI beserta seluruh jajaran petugas yang telah mengawal pelaksanaan murur untuk ibadah di Muzdalifah. “Murur ini sangat mengurai kemacetan di Muzdalifah yang tempatnya terhitung sempit untuk jutaan jemaah haji. Dengan murur ini, apa yang kita khawatirkan kondisi Muzdalifah seperti haji tahun lalu tidak terjadi,” kata Miftahudin.

Walaupun diakui Miftahudin, dirinya sempat meyakinkan jemaah yang enggan mengikuti murur. “Setelah kita yakinkan bahwa murur ini adalah untuk keselamatan jiwa, mereka yang lansia dan risti akhirnya mau mengikuti murur,” katanya.

Pihaknya berharap, skema murur ini akan tetap diberlakukan untuk haji tahun-tahun berikutnya. Menurutnya, murur ini memperlancar jemaah haji lainnya yang tidak ikut murur untuk mabit di Muzdalifah. Sehingga, keselamatan dan kesehatan mereka tetap terjaga.

Kabid Pembinaan PPIH Embarkasi Solo Masa Pemulangan 1445 H/2024 M Abdul Jalil mengatakan, ibadah di Muzdalifah dengan skema murur sangat efektif untuk mengatasi berbagai masalah di Muzdalifah. “Murur adalah mabit secara berjalan di Muzdalifah dari dalam bus. Dan sesuai dengan hasil bahsul masai PBNU, hajinya sudah sah. Jemaah tidak perlu turun ke Muzdalifah dan langsung menuju ke Mina,” terang Jalil.

Keefektifan murur ini didapati dari sejumlah pengakuan jemaah haji yang mengikuti program Murur. “Semua mengatakan sangat membantu kelancaran mabit di Muzdalifah,” imbuhnya.

Jalil menyebutkan, target yang mengikuti murur adalah 25 persen dari jumlah jemaah haji. Namun hingga kedatangan kloter 12 SOC, yang ikut murur baru 4 %. “Tapi itu sudah cukup mengurai kepadatan di Muzdalifah. Karena itu murur ini bisa direkomendasikan untuk diterapkan lagi pada haji tahun-tahun berikutnya,” katanya. —iq/at/hadi