![](https://jateng.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250209-WA0063.jpg)
Kota Semarang (Humas) – Muhtasit, Kepala Kankemenag Kota Semarang, didampingi Imam Sucahyi selaku Kasi PAI, menghadiri dan berkesempatan membuka acara Lomba Cerdas Cermat Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) Tingkat SD/MI Kota Semarang yang diselenggarakan oleh SMP IT Al Fateeh di aula sekolah setempat, Sabtu (8/2/2025).
Kegiatan ini tidak hanya dihadiri peserta lomba bersama masing-masing guru pendamping, tetapi juga dihadiri Pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang.
Dalam sambutannya Muhtasit mengatakan, lomba ini menjadi ajang evaluasi bersama, khususnya bagi GPAI dan Pengawas PAI, sejauh mana efektivitas pembelajaran PAI yang dapat ditangkap oleh siswa.
Namun lebih dari itu, Muhtasit berharap, PAI tidak hanya sebuah teori yang dihafal oleh siswa, tetapi dapat terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Bagaimana adab anak terhadap orang tuanya, siswa terhadap guru dan sesama temannya, sudah disiplinkah mereka dalam melaksanakan kewajiban salat lima waktu, bagaimana salat mereka, apakah setiap hari mereka membaca Alquran, puasakah mereka saat Ramadan, dan ibadah-ibadah lainnya, itu lebih penting ketimbang sebuah nilai di atas kertas,” tuturnya.
Menurutnya, generasi yang berkualitas, tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual.
Lebih lanjut, Muhtasit berujar, salah satu implementasi spiritualitas siswa adalah bagaimana mereka menjaga lingkungan. “Allah menyuruh manusia tidak merusak bumi dan berlaku ramah lingkungan. Kemenag Kota Semarang memiliki inovasi program yang diberi nama Klangenan, Kemenag Peduli Pangan dan Lingkungan. Program ini jika dijalankan secara masif oleh seluruh lini, tidak hanya merupakan dukungan terhadap program Pemerintah, tetapi juga implementasi dari keimanan seorang hamba kepada Sang Khalik,” ujarnya.
“Ajak anak-anak untuk mulai berperilaku peduli lingkungan dengan menggunakan tumbler dari rumah sebagai tempat minum, melakukan pilah sampah, hemat dan tepat dalam menggunakan air, dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Sedangkan terkait peduli pangan, Muhtasit menyarankan agar dibiasakannya bersedekah. “Ajarkan anak-anak untuk membiasakan berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan. Misal ada lauk atau sayur, atau nasi yang tersisa, agar jangan dibuang begitu saja, tetapi diberikan kepada tetangga yang membutuhkan atau dimanfaatkan diolah menjadi panganan lainnya. Jika tidak memungkinkan untuk dikonsumsi manusia, bisa diolah menjadi maggot atau pupuk melalui pilah sampah,” pungkasnya.(Imam/Nba)