Kakanwil : Semua Agama Mengajarkan Kasih Sayang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus – Kerukunan antar dan intern umat beragama serta kerukunan umat beragama dengan pemerintah telah menjadi komitmen umat beragama di Indonesia. Berbagai upaya untuk menjaga kondisi kehidupan umat beragama tetap kondusif senantiasa dilakukan. Koordinasi dan komunikasi berbagai pihak secara intensif dilakukan untuk menekan timbulnya percikan dan gesekan yang berpotensi menimbulkan konflik umat beragama.

Dihadapan 40 pemuda lintas agama se Kabupaten Kudus yang menjadi peserta Workshop Pencegahan Konflik yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kab. Kudus di Hotel @HOM Kudus, Kakanwil menyampaikan bahwa, “Tidak ada agama yang tidak mengajarkan kedamaian, tidak agama yang menginginkan permusuhan. Semua agama mengajarkan kasih sayang,” tegas Farhani.

Kasih sayang yang diperintahkan tidak hanya kepada sesama manusia, bahkan kepada binatang pun kita tidak boleh berbuat semena-mena, ataupun juga merusak alam lingkungan. “Kepada binatang saja kita diperintahkan untuk menyayangi, apalagi kepada sesama manusia,” imbuhnya.

Konflik terjadi karena adanya keinginan satu pihak sementara pihak yang lain tidak satu kata. Keinginan yang kuat pada kedua belah pihak akan menimbulkan konflik. Pemahaman terhadap kemajemukan, perbedaan maupun pluralisme yang ada di Indonesia mampu meredam konflik. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan nusantara menjadi  benang emas untuk mempersatukan keragaman budaya, bahasa, suku, agama di Indonesia.

Konflik, menurut Farhani adalah pertentangan yang muncul internal maupun eksternal umat beragama sehingga konflik bisa terjadi pada intern maupun antar umat beragama. Konflik yang ada harus disikapi secara bijaksana. “Tidak perlu berlebihan menanggapi pertentangan yang ada,” lanjutnya.

Kepada peserta dihimbau agar tidak menghasut atau menjadi provokator timbulnya perselisihan apalagi sampai menjurus pada perbuatan makar. Waspadai perbuatan atau kegiatan yang menistakan suatu agama. Diharapkan pula agar tidak menganggap pendapat kita adalah yang paling benar. “Jika tiga hal itu bisa dihindari maka keharmonisan umat beragama bisa diwujudkan, masyarakat hidup rukun dan damai,” pungkasnya (fat/gt).