Kanwil menggelar simulasi pemadaman kebakaran

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Kewaspadaan terhadap bencana kebakaran yang dapat terjadi dimana saja tidak terkecuali juga dikantor perlu dilakukan setiap saat, supaya pada saat terjadi bencana kebakaran mampu untuk mengatasi dan mencegah kerugian yang lebih besar. Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan tersebut perlu dilakukan sosialisasi penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Mengingat kebakaran adalah suatu kejadian yang membahayakan nyawa seseorang, maka dengan adanya pelatihan sederhana ini diharapkan agar para ASN dan tenaga keamanan di lingkungan Kanwil Kementerian Agama provinsi Jawa Tengah mahir dalam menggunakan APAR sebagai pertolongan pertama pada saat terjadi kebakaran.

Jumat (09/10) di halaman Kanwil Kemenag Prov. Jateng diadakan sosialisasi penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang diikuti oleh ASN dari perwakilan tiap Subbag, Bidang/ Bimas dan tenaga keamanan dan dipandu langsung oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang. Simulasi ini dibuka oleh Kepala Subbag Umum, Sofia Nur kemudian diteruskan dengan pemaparan materi pemadaman oleh petugas Dinas Kebakaran Kota Semarang. Dalam pembukaan simulasi penggunaan APAR, Sofia Nur menyampaikan, “APAR yang ada di Kanwil Kemenag Prov. Jateng ada sebanyak 60 unit yang tersebar di seluruh gedung dan semuanya siap digunakan.”

“Pengadaan APAR ini sifatnya penambahan yang dulu hanya ada 5 unit saja sekarang menjadi 60 unit. APAR yang kita miliki ini menggunakan media bubuk (powder) dengan kemasan tabung 3 kg,” papar Sofia Nur. Dalam sosialisasi ini peserta diajarkan melakukan pemadaman dengan alat tradisional dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Alat tradisinal yang digunakan adalah karung goni yang telah dibasahi dengan air (fire blanket), jika di rumah dapat menggunakan kain yang cukup tebal dan lebar. Teknik memegang kain juga harus diperhatikan. Tangan harus terlindung agar tidak terkena api saat meletakkan kain, harus diletakkan pelan – pelan, tidak boleh dilempar, agar tidak ada pertukaran udara sehingga tidak ada udara yang masuk dan dapat mempercepat pemadaman api. Kemudian pada api yang merambat dilakukan pemadaman dengan karung goni basah dari salah satu ujung, disusul dengan goni berikutnya secara berurutan sambil dipastikan api sebelumnya sudah padam, begitu seterusnya sampai api di ujung lain padam.

Selanjutnya, praktik penggunaan APAR dengan langkah sebagai berikut : Pertama, pegang leher dan cabut pinnya sampai terlepas dari APAR. Kedua, posisikan APAR tegak lurus, jangan miring, tidur, atau terbalik. Ketiga, posisi pemadam kebakaran harus searah dengan arah angin berhembus, agar kita tidak terkena ledakan atau sambaran api. Keempat, arahkan ke api dan tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR, semprotkan secara merata ke sumber api sambil perlahan mendekati sumber api dengan jarak maksimal 1 meter. Untuk penggunaan gas CO2, penting untuk tidak memegang ujung dan pangkal selang karena suhunya yang sangat rendah. Terakhir, patuhi SOP yang berlaku demi keamanan kita bersama.

Diakhir sosialiasi, diadakan simulasi kebakaran. Beberapa ASN kemenag dan tenaga keamanan bergantian mencoba memadamkan api dengan menggunakan karung goni dan APAR. Dengan simulasi kebakaran dan penggunaan APAR tersebut, diharapkan setiap individu harus siap dan mempunyai skil atau kemampuan jika sewaktu- waktu terjadi kebakaran bagaimana dan apa yang harus di lakukan serta sesegera mungkin menghubungi pihak pemadam kebakaran terdekat. (wulan)