Semarang (Humas) – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menggelar Dialog Pemuda Lintas Agama dalam rangka menyongsong Tahun Toleransi Nasional di Vihara Watugong, Senin (7/2) dengan tema “Penguatan Kepeloporan Pemuda Sebagai Agen Toleransi”.
Kegiatan dihadiri oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang dalam kesempatan ini diwakilkan oleh Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi, Adiyarto Sumardjono, bersama Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo, dan Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM, Abu Rohmat. Tampak hadir juga Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad beserta jajaran, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi yang diwakilkan oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Fravarta Sadman, Pembina Vihara Watugong Bante Cattamano Mahatera, beserta Ketua Yayasan Vihara Watugong dan Ketua Permabudhi, Ketua FKUB Jateng, Taslim Syahlan. Diikuti oleh 125 peserta yang terdiri dari Jajaran Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Kassubag TU se-Jawa Tengah, Kesbangpol Prov. Jateng, FKUB Jawa Tengah, para Pelajar dan Mahasiswa serta Ormas lintas agama.
Acara diawali dengan laporan Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad mengenai capaian hasil kegiatan modersi beragama dan kerukunan di Jawa Tengah.
“Dengan segala bentuk upaya yang kita kerjakan demi mewujudkan kerukunan dan toleransi antar umat di Jawa Tengah, pada tahun 2020, Menteri Agama memberikan 5 penghargaan Harmoni Award kepada Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kota Surakarta, FKUB Kota Semarang, dan FKUB Kabupaten Sragen. Untuk tahun ini kami masih menunggu,” tutur Kakanwil.
“Pada kesempatan kali ini saya ijin mengusulkan ke Gubernur Jawa Tengah agar kepengurusan di tingkat RT dapat menambahkan nomenklatur kerukunan umat beragama pada seksi kerohanian, dengan tujuan membiasakan masyarakat untuk berdialog mewacanakan tentang kerukunan. Hal ini juga tak luput dari peran para pemuda untuk terus menggaungkan moderasi beragama dan menjadi agen toleransi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial,” pungkasnya.
Dalam arahannya,Stafsus Menag, Adiyarto Sumardjono sampaikan pesan dari Menteri Agama, Gus Yaqut supaya para pemuda mampu bersinar di zaman digital sekarang dan tumbuh jadi agen toleransi.
“Selain pada kehidupan sehari-hari ,mari kita gaungkan semangat moderasi beragama melalui sosial media, kita bergerak di dunia maya untuk menjaga kerukunan umat beragama. Kekayaan kita adalah toleransi maka dibutuhkan kekompakan kita semua khususnya kalian semua, kalangan muda-mudi dan menjadi agen toleransi,” tutur Adiyarto.
Sementara itu, Stafsus Menag, Wibowo Prasetyo menuturkan bahwasanya pemuda menjdai agen toleransi dengan perannya mengedukasi dan mengajak masyarakat agar dapat memilah informasi di dunia maya.
“Tantangan kita saat ini adalah banjirnya barita-berita hoax, banyak berita bohong yang tersebar dimasyarakat. Maka peran para pemuda yang lebih melek teknologi dan informasi dari pada generasi sebelumnya, kalian harusnya mampu jadi agen untuk mengedukasi masyarakat untuk memilah informasi di dunia maya, cari sumber-sumber yang terpercaya,” tutur Wibowo.
“Tujuannya supaya masyarakat tidak asal menyebarkan atau meneruskan segala informasi yang mereka dapatan di dunia maya, hentikan informasi yang salah tersebut di kita. Kementerian Agama memiliki peran penting menjaga toleransi beragama, salah satu caranya dengan mengedukasi masyarakat agar tidak asal menyebarkan informasi yang dapat memperkeruh suasana kerukunan,” pungkasnya.(da/rf)