Kepala Kemenag Pekalongan Imam Tobroni Tetapkan SMAN 1 Bojong Sebagai Sekolah Moderasi Beragama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

KAB.PEKALONGAN, KAJEN – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Imam Tobroni melakukan Lauching Sekolah Moderasi Beragama, pada Rabu (09/08/2023) di Gedung SMA N 1 Bojong. Hadir dalam acara Launching tersebut Kasubbag TU Muqodam, Kepala Seksi PAI  Asrofi, Kepala Seksi Bimas Islam Moh. Irkham, Penyelenggara Bimas Katolik Purwaningsih dan Kepala SMAN 1 Bojong Eko Supriyanto. Tampak hadir juga para Penyuluh Agama, para Guru dan Siswa SMAN 1 Bojong.

Kepala Kemenag Imam Tobroni menegaskan akan pentingnya moderasi beragama di bidang pendidikan, Institusi pendidikan menjadi salah satu ruang strategis dalam menyemai penguatan moderasi beragama.

“Moderasi beragama adalah pintu masuk terutama di dalam bidang pendidikan untuk merawat apa yang dulu sudah diwariskan oleh para pendahulu kita. Sekolah merupakan faktor penting dalam membangun lingkungan pendidikan yang toleran terhadap semua pemeluk agama. Penerapan moderasi beragama dalam Pendidikan yaitu untuk membangun rasa saling pengertian sejak dini, diantara peserta didik yang mempunyai keyakinan keagamaan yang berbeda”

“Indonesia tanah air beta, disinilah kita lahir, disinilah kita hidup dan esok kita akan memejamkan mata mati di tanah air yang kita cinta ini, maka rasa cinta ini, rasa bangga ini kepada negeri Indonesia tercinta ini, harus menjadi segalanya, maka inilah kebanggaan saya manakala dapat laporan bahwa di SMAN 1 Bojong ini, ternyata tidak hanya agamanya saja, tetapi juga beragam suku ada di SMAN Bojong ini, maka dengan mengucap “Bismillahirahmanirrahiim, saya nyatakan SMAN 1 Bojong Kabupaten Pekalongan sebagai Sekolah Moderasi Beragama.” Ucap Imam Tobroni

Dia berharap implementasi Sekolah moderasi beragama di SMAN 1 Bojong dapat berjalan dengan baik, sebab penguatan moderasi bergama ini juga menjadi amanat Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.

Maka dengan ditetapkanya SMA 1 Bojong sebagai Sekolah Moderasi beragama, maka diharapkan semua peserta didik tidak hanya bisa toleransi, tapi bisa memahami perbedaan dan sadar bahwa perbedaan adalah juga sebagai sumber kekuatan dan Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama, “tutupnya. (MTb/bd)