Semarang – Guna melihat langsung kondisi KUA dan menggali hambatan dan kendala yang dihadapi KUA, Selasa (8/8/2023), Ahmad Farid selaku Kakankemenag Kota Semarang, melakukan monitoring ke KUA Kecamatan Gayamsari.
Ketika baru menginjakkan kaki di KUA tersebut, Ahmad Farid sedikit tergelitik dengan kebisingan yang ada, karena lokasi KUA yang berada persis di sebelah jalan tol. “Ternyata disini cukup bising ya. Apa kondisi ini tidak mengganggu saat pelaksanaan ijab di KUA?” ujarnya kepada Mochammad Shiddaquddin Basya selaku Kepala KUA Kecamatan Gayamsari, yang menyambutnya.
Dengan tersenyum, Basya menjawab pertanyaan Ahmad Farid. “Beginilah kondisi KUA kami Pak,” ujarnya.
“Kantor kami juga tidak memiliki halaman, sehingga apabila ada tamu yang membutuhkan layanan dari KUA, agak sedikit kesulitan mengatur parkirnya, karena jalan di depan KUA tidak ada bahu jalan, padahal lalu lalang lalu lintas disini cukup ramai,” imbuhnya.
Selain Basya, Ahmad Farid juga disambut oleh pegawai, penghulu, penyuluh agama Islam PNS dan non PNS setempat.
Pada kesempatan itu, Ahmad Farid memberikan pembinaan kepada jajaran KUA Kecamatan Gayamsari. “Diakui atau tidak, hampir sebagian besar kondisi KUA di Kota Semarang cukup memprihatinkan. Kami tidak tinggal diam dengan kondisi ini. Kemenag Kota Semarang melalui Seksi Bimas Islam telah berupaya mengajukan bantuan, baik kepada Kanwil maupun Pemerintah Kota Semarang. Semoga upaya-upaya yang sudah kita tempuh, bisa membuahkan hasil,” ungkapnya.
“Tidak hanya kondisi bangunannya yang memprihatinkan, jumlah SDMnya pun juga memprihatinkan. Per KUA di Kota Semarang rata-rata jumlah pegawainya hanya 1-2 orang, tentu jumlah ini sangat kurang. Volume pekerjaan pada masing-masing KUA sangatlah banyak, idealnya agar pelayanan bisa baik, tentu dibutuhkan penambahan pegawai, tetapi saat ini hal tersebut belum memungkinkan. Kondisi ini harus kita sikapi dengan bijak,” imbuhnya.
Ia mengajak kepada jajaran KUA Kecamatan Gayamsari untuk bisa bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan layanan kepada masyarakat. “Mari kita saling bekerjasama, berempati bahwa kondisi SDM kurang, sehingga baik penyuluh maupun penghulu, kami harap untuk bisa membantu tugas administrasi di KUA. Pekerjaan yang ada mari kita selesaikan bersama,” tandasnya.
“Pekerjaan kita tidak hanya sebatas pelaksanaan tusi Kemenag, tetapi kita juga memiliki tugas lainnya yang melibatkan lintas sektoral. Mau tidak mau, kehadiran Kemenag memang harus ada, sehingga perlu dilakukan manajemen yang tepat, agar keduanya dapat berjalan dengan baik, karenasinergitas dengan pemerintah setempat memang diperlukan,” imbuhnya.
Di akhir pembinaannya, Ahmad Farid menekankan pentingnya komitmen dan integritas guna mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat. “Dengan atau tanpa pengawasan, jika kita sudah berintegritas dan berkomitmen, maka kita akan berupaya melakukan yang terbaik. Dan tentunya hal ini pun akan berdampak pada baiknya pelayanan kita kepada masyarakat,” pungkasnya.(NBA/bd)