Kab. Pekalongan – Ada pemandangan tak biasa di acara kebaktian GKJ (Greja Kristen Jawa) Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. Berbagai hasil panen terlihat menghiasi altar gereja. Minggu, 23 Mei, 2021, merupakan hari istimewa dalam kalender agenda GKJ Kasimpar. Puluhan jemaat memperingati hari raya unduh-unduh. Kegiatan ini, dihadiri oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Pekalongan, H.Kasiman Mahmud Desky, juga Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kab.Pekalongan, H.Mukhozin, beserta rombongan. Kegiatan bertempat di GKJ Kasimpar Petungkriyono Kabupaten Pekalongan.
Hari raya unduh-unduh yang digelar GKJ Kasimpar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen setiap tahunnya. Wilayah Kasimpar yang secara geografis terletak di wilayah dataran tinggi menghasilkan gula aren, ketela jagung, rempah-rempah dan lain-lain, hampir tiap tahun merayakan perayaan unduh-unduh.
Tradisi ini merupakan perpaduan antara ajaran Alkitab dengan budaya Jawa. Dari proses akulturasi ini, nampak bahwa keberadaan agama tidak memudarkan budaya asli. Adanya kebudayaan justru menjadi salah satu cara untuk beribadah. Lebih jauh, ritual keagamaan ini menjadi media dalam mempertahankan kearifan lokal demikian sebagaimana disampaikan oleh Pendeta Wahidi.
Arti penting tradisi unduh-unduh adalah menghargai karunia dari Tuhan, antara lain, berupa hasil yang diperoleh dari pekerjaan para jemaat sehari-hari. Rasa syukur yang diwujudkan dalam perayaan unduh-unduh, dilakukan dengan cara berbagi kepada sesama.
Sebagaimana dijelaskan oleh Pendeta Wahidi, “Berbagi adalah wujud tanggung jawab iman kepada Tuhan. Kegiatan GKJ Kasimpar hari ini sedang pengumpulan persembahan riyoyo unduh-unduh yaitu hasil bumi, hasil pekerjaan yang sudah didapat selama 1 tahun lalu dikumpulkan, berapapun hasilnya yang berupa barang-barang kemudian dilelang harga dasar berapa lalu nanti lelangnya bisa lipat 2 sampai 3 kali dari harga dasar, kemudian diserahkan kepada gereja untuk persembahan untuk mendukung kegiatan-kegiatan gereja.” jelas Pendeta Wahidi
Dalam sambutannya Pendeta Wahidi menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Kepala Kankemenag Kabupaten Pekalongan beserta rombongan dari FKUB Kabupaten Pekalongan yang sudah berkenan menyempatkan waktu untuk hadir menyaksikan unduh-unduh GKJ Kasimpar dalam rangka pentakosta hari ini dan silaturahmi.
“Sungguh memberikan support untuk kita dalam membangun kebersamaan di tengah masyarakat bersama dengan anggota masyarakat yang beragama lain, membangun kerukunan kebersamaan untuk hari-hari selanjutnya sebagaimana yang telah terjadi selama ini untuk terus dipupuk dan tetap terjaga terima kasih.” kata Pendeta Wahidi
Sementara itu H.Kasiman Mahmud Desky selaku Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan dalam kesempatan itu menekankan bahwa Kementerian Agama milik semua agama. Kantor Urusan Agama, ke depan, harus bisa melayani semua agama.
“Dalam hal ini fakta sosial di masyarakat desa Kasimpar adanya identitas agama yang berbeda dalam satu desa. Warga masyarakat yang berbeda pemeluk agamanya memiliki sifat kegotong-royongan inilah yang membuat penduduk itu bisa rukun. Apabila ada satu kelurahan mengadakan kegiatan perbaikan jalan, membangun Masjid, warga tersebut mendukungnya terhadap kegiatan tersebut, baik secara moril maupun materil atau secara financial semampunya mereka, tanpa membedakan agama.
“Kami berharap dalam siklus kehidupan (Kelahiran, Sunatan, Pernikahan, dan Kematian), di desa Kasimpar Petungkriyono ini untuk terus di jaga kebersamaannya, menjunjung sikap toleransi terhadap perbedaan agama, dan adanya kerja sama.” tandas Kakankemenag.
H.Mukhozin selaku Ketua FKUB Kabupaten Pekalongan dalam kesempatan yang sama menyampaikan “Kehadiran kami selaku pengurus FKUB disini karena mengingat FKUB merupakan sebuah wadah yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi pemerintah dalam rangka membangun dan memelihara serta memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan bagi seluruh pemeluk agama di Indonesia khususnya di Wilayah Kabupaten Pekalongan”, jelas H.Mukhozin
“Oleh sebab itu, menjaga kerukunan umat beragama menjadi kunci dan tugas terpenting dalam keberhasilan FKUB itu sendiri yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”, ungkap Ketua FKUB Kabupaten Pekalongan. (Ant/bd)