Salatiga — Sejumlah 78 Guru MI se-Kota Salatiga mengkuti kegiatan pembukaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di MI Perwanida, Kamis (04/11). Hadir dalam kegiatan pembukaan, Kepala Kankemenag Kota Salatiga, Kasi Pendidikan Madrasah, Pengawas Madrasah, Ketua KKM, dan Ketua KKG MI. Adapun narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Kakankemenag Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman, FASDA Erwin Mutoharoh, S.Pd.I, FASDA. Mahsun Azmi, S.Ag, FASDA Aini Nur Faizah, M.Pd.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman sebagai salah satu narasumber memaparkan materi tentang Kebijakan Kementerian Agama dan Toleransi Keberagaman. Taufiq menyampaikan Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah, dan Karya Inovatif. “Di era industri 4.0 sekarang ini, guru dituntut untuk selalu mengambangkan diri, dinamis, inovatif, dan kreatif melalui publikasi ilmiah dan karya inovatif. Caranya dilatih mulai dari kebiasaan membaca (reading habit) dan kebiasaan menulis (writing habit)” jelasnya.
Guru juga seharusnya mempunyai tiga kompetensi yang meliputi Knowledge, Attitude, dan Skill. Knowledge berarti pengetahuan, skill artinya keterampilan, dan attitude berarti sikap. Dalam bekerja, pengetahuan dan wawasan yang luas sangat dibutuhkan seorang guru, kemudian skill terbagi menjadi dua yaitu hardskill dan softskill. Hardskill seperti mampu mengoperasikan komputer, mengendarai kendaraan. Sedangkan softskill seperti mampu mengatur waktu, menganalisa situasi. Knowlede dan skill tidak lengkap tanpa adanya attitude karena sikap adalah kunci. Kemauan kerja keras, simpati dan empati pada teman dan bawahan akan berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang.
Pada kesempatan yang sama, beliau juga menyampaikan materi toleransi dan keberagaman. Taufiq menayampaikan paparan tentang Anatomi Keberagaman Untuk Meneguhkan Moderasi Beragama. “Dari kenyataan kemajemukan bangsa Indonesia, mestinya toleransi menjadi keniscayaan yang tidak bisa ditawar agar semua elemen masyarakat dapat hidup damai dan harmoni dalam perbedaan dan kemajemukan.”jelasnya.
Ditambahkan pula, bahwa salah satu kunci semangat Kementerian Agama baru yang digaungkan Menteri Agama adalah penguatan moderasi beragama. Salah satu penekanan moderasi beragama adalah pada penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan. Kemudian, kata kunci terkait adalah persaudaraan, yang meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan.
“Moderasi beragama itu adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama – yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.” Jelasnya.
Taufiq berharap para guru mengikuti kegiatan sampai selesai, menyimak materi yang disampaikan fasilitator daerah, dan dapat menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran setiap harinya. Di akhir materi, Taufiq menyampaikan hal berikut “Perbedaan tidak bisa dihapuskan, tapi harus disinergiskan”. (Humas/Fitri-Khusnul)