KOTA PEKALONGAN – Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Po An Thian yang berlokasikan di sudut Jalan Belimbing No.5 Sampangan, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan menggiatkan kerja bakti bersih-bersih klenteng, dan penyucian Rupang Para Suci (Patung Dewa). Tradisi itu dilaksanakan menjelang tahun baru Imlek 2574 Kongzili/4719 Huangli yang jatuh pada hari Minggu 22 Januari 2023.
Rupang atau patung kemudian dimandikan dengan maksud menyiapkan kembali tempat yang bersih untuk para roh dewa-dewi ketika kembali turun ke bumi. Perlahan, patung-patung itu kemudian dibasuh dengan air yang sudah dicampur dengan bunga-bungaan, setelah itu diberi pakaian sehingga lebih menawan dan bermakna.
Ketua Yayasan TTID Klenteng Po An Thian, Heru Wibawanto Nugroho menjelaskan bahwa, menyambut Hari Raya Imlek, TTID Klenteng Po An Thian Pekalongan pada (17/1/2022) melaksanakan kerja bakti bersih-bersih rupang atau patung dewa-dewa. Menurutnya, WNI keturunan Tionghoa penganut agama Konghucu mempercayai, seminggu sebelum tahun baru Imlek, Dewa Dewi dan Para Suci menghadap ke penguasa langit (Tuhan) dan turun lagi ke dunia pada hari keempat.
“Memandikan rupang (patung) dilakukan setelah roh Dewa-Dewi diyakini pergi ke langit menghadap Tuhan untuk melaporkan amal perbuatan manusia di bumi selama satu tahun,” ucap Heru.
Heru berharap, seiring dengan melandainya pandemi Covid-19, perayaan Imlek di Tahun 2023 ini bisa lebih semarak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya pada saat puncak pandemi Covid-19 masih tinggi.
“Hampir 3 tahun tidak ada kegiatan karena pandemi. Di tahun 2023 ini, kami harapkan bisa lebih semarak dan tidak ada pembatasan umat saat ibadah, namun untuk kirabnya tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) sesuai aturan yang dianjurkan Pemerintah Pusat,” ujarnya.
Ditambahkan Susanto selaku umat menuturkan, satu seminggu sebelum Hari Raya Imlek, pengurus Klenteng maupun Umat Khonghucu melaksanakan bersih-bersih rupang atau patung dewa, tempat ibadah hingga setiap sudut klenteng. Adapun makna dari ritual penyucian ini adalah membersihkan kembali jiwa dan raga.
“Ini untuk penyucian diri menjelang Tahun Baru Imlek agar saat memasuki tahun baru, jiwa dan raga suci dari berbagai kesalahan dan penyakit hati,” imbuh Susanto.
Lanjutnya, proses bersih-bersih klenteng dan rupang ini dilaksanakan hanya satu hari saja. Untuk patung-patung yang dibersihkan banyak sekali jenisnya diantaranya Dewa Pertanian, Dewa Pengobatan, Dewa Bumi, Dewa Rejeki, Dewa Kejujuran, dan sebagainya.
Berdasarkan Kalender Cina, Di Tahun 2023 sendiri merupakan Tahun Kelinci Air yang melambangkan arti kemakmuran, keberuntungan, yang harus didukung dengan kerja keras agar bisa terwujud hal tersebut.
“Sesudah patung dibersihkan, rangkaian perayaan Imlek dilaksanakan sampai menjelang Tahun Baru Imleknya, dimana di Tanggal 21 Januari, kami melaksanakan sembahyang bersama untuk ucapan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan harapan-harapan di tahun-tahun mendatang.” pungkasnya.(TIM/ANT/bd).