Semarang (Humas) – Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menilai peran ulama sangat penting dalam menghadapi persoalan bangsa termasuk mengendalikan pandemi Covid- 19. Kontribusi para ulama terhadap kondisi pandemi di Jateng nyata dan sangat membantu pemerintah provinsi terutama saat mensosialisasikan aturan terkait penyelenggaraan ibadah di masa Pandemi. Hal ini dikatakan oleh Ganjar saat menghadiri Silaturahmi dengan Forkopimda dan Ulama se – Jawa Tengah di Gradhika Bhakti Praja Semarang, Selasa (26/4).
“Salat Jumat bahkan, perdebatan yang sangat keras pada saat itu pun bisa diselesaikan, dengan penjelasan keterlibatan ulama yang ada di Jawa Tengah,” ucapnya.
Selain itu, Ganjar juga menyebut para ulama berperan penting dalam menggerakan program Jogo Tonggo, Jogo Kiai dan Jogo Santri. Semua itu terlaksana dengan baik yang merupakan hasil dari kolaborasi antara ulama dan umara.
“Nah, inilah yang mau kita dorong kembali ketika pandemi yang sudah melandai dan Jateng itu punya pengajian besar ya namanya Jateng Bersholawat disitu ada tablig akbarnya juga, kita semua rindu sebenanya,” katanya.
Gubernur Jateng itu pun merasa senang ketika bertemu para ulama. Dengan suasana yang hangat, mereka saling berbagi cerita dan sekaligus mempersiapkan pelaksanaan shalat jelang Idul Fitri. Dalam pertemuan ini, harapannya hubungan antara ulama dan umara terus terjalin dengan baik, sehingga kolaborasi tetap terjaga.
“Kemarin dengan MUI kita udah bicara, kita akan shalat di tempat terbuka dan sekaligus sebagai ajang untuk kita mengumumkan dan mengedukasi masyarakat, untuk tetap menjaga prokes dan tetap pakai masker. Harapan kita nantinya hubungan sosial keagamaan akan berjalan kembali dengan normal dan itu karena kita berkolaborasi antara umaro dan ulamanya bersama-sama,” imbuhnya.
Selaras dengan Gubernur, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, Ahmad Darodji mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur, saat ini kelonggaran di masa pandemi sudah bisa dirasakan. Meski begitu, Darodji juga menegaskan, ulama harus terus menyosialisasikan disiplin menerapkan protokol kesehatan pada masyarakat.
“Ketika diberi kelonggaran kita tidak boleh lalai, harus tetap waspada, hati-hati dan tetap pakai masker untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 terjadi kembali. Kemitraan antara umara dan ulama itu harus terjalin. Kalau kita saling bersinergi, berkolaborasi, bergotong royong dengan baik, maka umat akan sejahtera,” tegasnya.
Setelah silaturahmi selesai Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad menghimbau kepada pengurus dan pengelola masjid/musala dalam penyelenggaraan ibadah dan Idul Fitri harus memperhatikan Surat Edaran (SE) Menteri Agama mengenai pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan di tempat ibadah pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sesuai dengan status level wilayah masing-masing dan menerapkan protokol kesehatan. Serta masyarakat dihimbau untuk mengumandangkan takbir pada malam Idul Fitri Tahun 1443 H/2022 M di masjid/musala atau rumah masing-masing, tidak ada takbir keliling. (d/rf)