Wonogiri – Konsultan Perencana sebagai pendamping konsultasi bagi user/klien/owner harus mampu memahami dan menampung semua masukan dari user untuk dituangkan ke dalam desain konstruksi. Prosesnya bisa terjadi berulang-ulang, dimana pada umumnya pihak user memiliki banyak kebutuhan dan keinginan yang harus diakomodasi (apalagi jika klien/user terdiri dari lebih dari satu orang/pihak terkait, seperti banyak terjadi pada proyek-proyek instansi pemerintahan).
Proses diskusi, mendesain, presentasi, revisi desain/mendesain ulang, diskusi lagi, presentasi lagi, mendesain lagi, dan begitu seterusnya, hampir pasti selalu terjadi pada setiap proyek. Untuk itu, konsultan perencana dituntut harus cerdas menyikapi hal tersebut, agar tidak akan mengganggu pada proses konstruksinya.
Hali ini tampak pada agenda presentasi perencana pembangunan gedung SBSN MIN 1 Wonogiri yang diselenggarakan Selasa, (02/02), di Aula RM. Masakan Jawa Brumbung Selogiri, Wonogiri.
Hadir dalam agenda tersebut Kasubbag Perencana Kanwil Kemenag Provinsi Jawa tengah, KPA, PPK, Konsultan Perencana, DPU dan Tim atau Panitia MIN 1 Wonogiri. Konsultan perencana memaparkan rancang gambar baik hardfile maupun soft file. Pada prinsipnya pembangunan kelas baru diupayakan memenuhi kriteria atau prototipe yang ada.
H. Cahyo Sukmana, yang hadir selaku KPA mengapresiasi kegiatan tahapan pelaksanaan proyek pembangunan gedung SBSN MIN 1 Wonogiri.
“Meningat pembangunan kelas baru, salah satu yang ditekankan adalah luasan bangunan yang diperlukan, termasuk wajah dan setting bangunan agar mempermudah akses bapak ibu guru dalam mengajar,” ucap Cahyo.
Tahapan berikutnya setelah selesai mempresentasikan rancang gambar adalah dokumen kelengkapan perencana meliputi, TIM Ahli Perencana dan Rancana Anggaran Belanja, (RAB). Semoga semua yang sudah direncanakan dapat dipresentasikan baik lewat Kantor Wilayah Kementerian Agama maupun Direktorat KSKK Jakarta.(mursyid/Sua)