Koordinasi Karu dan Karom Kunci Haji Mabrur

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – “Salah satu kunci menuju haji yang mabrur adalah terbentuknya koordinasi yang solid diantara Ketua regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom). Saking pentingnya dalam menciptakan suasana yang aman dan nyaman dalam beribadah, pahalanya pun akan dilipatgandakan. Akan tetapi dengan catatan, melaksanakan tugas sebagai Karu dan Karom secara ikhlas.”

Pernyataan tersebut disampaikan Kakankemenag Kab. Cilacap Mughni Labib, Kamis (28/07) pada acara pemantapan 100 Karu dan Karom di Aula BKM Darussalam Cilacap.

Menurutnya, koordinasi Karu dan Karom sebagai kunci tidak berlebihan dan sangat rasional. Karena pada Karu dan Karomlah jemaah haji akan bisa dipantau sekaligus dikendalikan. Tanpa mereka pemerintah akan keteter menghadapai berbagai masalah yang timbul.

Kakankemenag Cilacap melalui Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Khumsiatiningsih mengatakan bahwa tujuan pembekalan adalah untuk menyiapkan Karu dan Karom sebagai petugas haji yang profesional. Menurutnya, terkait suksesnya ibadah manasik dan layanan, Karu dan Karom adalah tenaga kunci menuju suksesnya penyelenggaraan prosesi ibdah haji. Karu dan Karom merupakan tenaga yang langsung berhubungan dengan jemaah calon haji.

Karu dan Karom dibekali ilmu terkait pengorganisasian jemaah. Hal ini mengingat peran Karu dan Karom sangat berhubungan dengan pengaturan jemaah calon haji mulai berangkat, di tanah suci hingga kembali lagi ke tanah air.

Materi yang terpenting yakni problematika prosesi ibadah haji dan penyelesaiannya. Masalah yang sering timbul terutama karena jemaah haji sering mengabaikan himbauan pemerintah. Sebagai contoh masalah adalah adanya jemaah haji yang tersesat. Biasanya, disamping masih belum mengenal situasi di tanah suci, mereka tidak bisa berkomunikasi karena sudah berusia lanjut. Adapula yang tersesat karena terpisah dari rombongannya akibat asik melihat pemandangan dan barang dagangan yang dijajakan di sekitar Masjidil Haram. Kasus lain yang sering terjadi diantaranya, kehilangan kartu identitas, uang ataupun barang karena ditipu oleh oknum yang menyamar menjadi petugas.

Pemantapan Karu dan Karom merupakan wahana untuk bisa membangun koordinasi satu sama lain menuju koordinasi keseluruhan. Endingnya Karu dan Karom bisa mewujudkan harapan program dari pemerintah menuju sukses penyelenggaraan dan sukses ibadah haji seluruh jemaah. (budiono/gt)