Cilacap – Selain harus selalu berkutat dengan data dan aplikasi, pendataan Barang Milik Negara (BMN) ternyata juga memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Sebagai wujud tanggung jawab, pengelola BMN Kemenag Cilacap harus mengantarkan Tim IV Revaluasi BMN Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Purwokerto ke KUA Kampunglaut. Tim ini harus menempuh perjalanan menyeberang segara anakan menuju Nusakambangan pada Selasa (27/2).
Adalah Wantiyem selaku koordinator tim mengaku terkesan sekaligus kawatir selama perjalanan. Kondisi cuaca menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi. Situasi ini memaksa tim harus menggunakan perahu besar dengan konsekuensi biaya yang besar pula. Dengan perahu besar maka resiko kecelakaan dapat diminimalisir.
“Ternyata mengelola BMN Kemenag Cilacap memerlukan tenaga, waktu dan biaya ekstra. Selain bentang wilayahnya yang begitu panjang, daerahnya juga beragam. Dari puncak gunung yang harus keluar masuk hutan hingga laut yang telah menjadi kepulauan. Belum lagi harus menyinkronkan data dengan menginput ke aplikasi yang tidak mudah. Ditambah jumlah satuan kerja yang juga sangat banyak. Lengkaplah sudah beban kerja pegelolanya,”Katanya.
Dikatakan lebih lanjut, bahwa sudah seyogyanya pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada para pengelola BMN. Perjuangan mereka dalam mengelola aset negara tidaklah mudah. Dia baru menyadari setelah mendatangi Kemenag Cilacap untuk kali kedua.
Sesuai prosedur, penilaian aset harus benar-benar valid, sehingga mau tidak mau tim harus meninjau langsung. Kegiatan ini ditujukan agar penaksiran nilai kekayaan negara terutama bangunan gedung dan tanah sesuai keadaan sesungguhnya. Dengan demikian antinya tidak akan terjadi ketidaksesuaian antara nilai aset dengan jumlahnya.
Kepala Kantor Kemeterian Agama Kabupaten Cilacap melalui Kasubbag TU, Jasmin, tidak menampik fakta tersebut. Untuk itu pihaknya berusaha memberikan dukungan penuh kepada pengelola BMN.
“Dengan bentang wilayah yang sangat luas dan kompleks, terkadang kami harus berfikir keras agar data bisa cepat tersaji. Salah satu kendala terbesar adalah jaringan internet. Di Cilacap terdapat tiga lokasi dengan mimin internet. Untuk itu, kami koordinasikan untuk numpang ke tempat yang sudah tersedia,”Tuturnya.(On/bd)