Cintai Kesenian Tradisional Jawa Melalui Festival Karawitan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Pembimas Buddha, Karbono saat menyerahkan penghargaan kepada pemenang lomba Festival Karawitan, Minggu (21/8).

Semarang (Humas) – Pembimas Buddha, Karbono berikan penghargaan kepada pemenang lomba Festival Karawitan Sekolah Minggu Buddha (SMB) dan Pemuda Buddhis yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Prov. Jateng bersama Paguyuban Seni Dan Budaya Buddhis “Vadita Budaya Dhamma” Kab. Semarang di Tlogo Resort pada Minggu (21/8).

Lomba karawitan merupakan bentuk sajian karawitan yang menggunakan media gamelan dengan laras slendro dan pelog membawakan dua buah lagu yaitu gending wajib dan gending pilihan.

Kegiatan ini diikuti oleh 15 Kelompok Karawitan dari 7 Kabupaten/Kota  di Jawa Tengah tampil membawakan berbagai aransemen musik tradisional. Tahun ini seni tradisi karawitan dikemas dengan menarik dan berbeda. Aransemen ulang dipadukan dengan lagu-lagu hits bahkan koplo, hal ini dilakukan agar kesenian tradisional asli jawa tidak tenggelam dengan musik modern sekarang ini.

Adapun pemenang Festival Karawitan yaitu :

1. Juara 1: Manunggaling Dharma- Temanggung

2. Juara 2: Puspita Laras – Boyolali

3. Juara 3: Karawitan Maduswara Krida Manyuro – Getasan, Kab. Semarang

4. Harapan 1: SMB Prajna Bakti – Temanggung

5. Harapan 2: Karawitan Suro Tejo Laras, SMB Adhicitta, Kab. Semarang

Penilaian dalam lomba karawitan meliputi Kemampuan peraga, Kekompakan, Harmonisasi, Kreativitas, Tata Busana dengan jumlah bobot penilaian yaitu kemampuan peraga 20%, kekompakan 30%, harmonisasi 20%, kreativitas 20%, dan tata busana 10%.

Karbono berharap lomba Festival Karawitan perdana di Kabupaten Semarang tahun 2022 ini bisa mempopulerkan seni tradisional karawitan di kalangan anak muda.

“Festival Karawitan perdana tahun 2022 ini baru di ikuti 15 group  karawitan. Tahun depan semoga bisa di ikuti 27 group karawitan,” katanya.

Selain itu, Karbono menilai para peserta membawakan komposisi gamelan tradisional dan gending Jawa sangat bagus. Meski usianya masih remaja para peserta lomba tampil memukau, baik dari koreografi maupun aransemen musik gamelan.

“Luar biasa boleh dibilang walau usia sekolah SD,SMP, dan SMA penampilan mereka sudah seperti profesional,” ujarnya.

Ia juga berpesan dengan adanya ajang Festival Karawitan ini bisa menumbuhkan kecintaan anak muda kepada kesenian tradisional Jawa. (d/swt/rf)