Malam Paskah, Pertobatan Akan Membawa Kebahagiaan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – Misa malam paskah di kapel De Mazenod dipimpin oleh Romo Carolus OMI. Dalam kotbahnya dia menegaskan bahwa pertobatan akan membawa kebahagiaan. Umat katolik diharapkan dengan paskah ini bisa bertobat atas segala perbuatan dan perkataan sehingga akan menghasilkan kebahagiaan. Mengamalkan ajaran harus diwujudnyatakan dalam perbuatan kasih kepada semua orang.

Pada Sabtu Suci umat mengenangkan Yesus yang berada di dalam makam dan menantikan kebangkitan dengan puasa dan doa. Sepanjang pagi hingga sore umat diajak untuk hening. Karena itu, hari ini dikenal juga dengan Sabtu Sunyi. Tidak ada peribadatan apapun. Rahmat khusus pada saat ini adalah keheningan yang penuh kasih dan harapan. Kemeriahan baru mulai terasa ketika menjelang malam Paskah.

Dikatakan pula bahwa Malam Paskah merupakan induk semua vigili (berjaga-jaga atau bersiap-siap). Pada perayaan Malam Paskah umat berjaga-jaga bersama Yesus, bersiap-siap menantikan peralihan Yesus dari alam kematian menuju kehidupan.

Perayaan malam Paskah merupakan perayaan terpanjang dalam liturgi Gereja Katolik. Hal ini disebabkan karena banyaknya simbol liturgis yang dikenangkan saat perayaan itu. Tata perayaan malam Paskah sekarang didasarkan pada dekrit Ad Vigiliam Paschalem yang dikeluarkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1951.

Salah satu bagian dalam perayaan Malam Paskah, yakni Upacara Cahaya dan Madah Pujian Paskah yang afdolnya dilakukan di luar gereja dalam kondisi gelap. Saat upacara, imam memberkati api baru yang mengusir kegelapan dan memberi terang ke sekeliling. Ini mau mengibaratkan Yesus yang merupakan cahaya terang dalam kehidupan kita yang kadang kala gelap. Setelah memberkati api, imam akan memberkati lilin Paskah.

Di sini imam menorehkan tanda salib, lambang alpha dan omega serta angka tahun. Tindakan ini untuk menegaskan bahwa Yesus telah ada sejak dulu hingga kini, bahwa Ia adalah Sang Awal dan Sang Akhir. Dan bahwa segala kemuliaan dan kekuasaan adalah milik Yesus. Selain itu, imam menancapkan lima biji dupa pada lilin Paskah di tempat yang sudah ditentukan. Ini melambangkan lima luka Yesus disalib.

Kemudian lilin Paskah dinyalakan dari api baru. Setelah itu diadakan prosesi lilin Paskah menuju ke dalam gereja. Sepanjang perjalanan, ada tiga kali perhentian di mana lilin ditinggikan. Tindakan ini serupa dengan ketika perarakan salib. Angka tiga memang memiliki makna khusus dalam Gereja Katolik. Tiga kali Petrus menyangkal Yesus, dan tiga kali pula Yesus menantang Petrus apakah dia mencintai-Nya. Dalam jalan salib, Yesus jatuh sebanyak tiga kkali. Angka tiga juga mengacu pada Tritunggal Mahakudus.

Setelah lilin diletakkan pada tempatnya, acara dilanjutkan dengan Madah Pujian Paskah. Perlu diketahui, lilin umat dinyalakan dengan api yang berasal dari lilin Paskah, bukan dari korek api pribadi.(On/bd)