MAN 2 Rembang Gelar Tasyakuran Khotmil Quran

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Guna menambah keberkahan Alquran, MAN 2 Rembang menyelenggarakan tasyakuran khataman pada hari Kamis (9/3/2022) siang di aula madrasah. Hadir pada kesempatan tersebut seluruh guru dan pegawai keluarga besar MAN 2 Rembang.

Nurhaqiqi, koordinator Majelis Muta’allimil Quran (MMQ) selaku penggagas kegiatan ini menjelaskan, tasyakuran ini merupakan berkah dari khataman bacaan Alquran yang dilakukan oleh para pengajar MMQ, walikelas, dan juga wakil kepala madrasah yang dikoordinir oleh MMQ melalui WA grup.

“Kita berharap ini membawa berkah bukan hanya bagi diri sendiri, namun juga untuk madrasah dan keluarga masing-masing,” ujar Nurhaqiqi.

MMQ berawal dari keprihatinan masih banyaknya siswa yang belum bisa membaca Alquran dengan baik. Alhamdulillah sampai saat ini bisa berjalan dengan baik, sesuai rencana, dan membanggakan. Harapannya kegiatan khataman nanti meluas kepada guru dan pagawai lainnya. Rencananya akan berjalan terus dan setiap bulan diselenggarakan tasyakuran khataman Alquran.

“Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dari pihak madrasah, guru pendamping dan pengurus OSIS yang banyak membantu setiap kegiatan uji kompetensi bacaan maupun hafalan,” pungkas Nurhaqiqi.

Sementara itu, kepala MAN 2 Rembang H. Kasnawi menyatakan kegembiraannya dengan terselenggaranya kegiatan tasyakuran ini. “Di sini kita mulai bangkit terinspirasi serta termotivasi untuk bersama membumikan Alquran di madrasah kita tercinta ini,” ungkapnya.

Kasnawi juga menyinggung tentang persoalan tarbiyatul aulad dan majelis qiroatul kutub (pembelajaran kitab kuning) yang belum mendapatkan porsi yang menggembirakan. Para siswa belum banyak berminat untuk mengaji kitab kuning karena belum mempunyai dasar kajian kitab dan alat yang cukup.

“Untuk itu saya berharap guru pengampu kitab kuning tidak hanya mengajar tapi juga mendidik, melatih, membimbing, serta menasehati karena di era teknologi sekarang ini, belajar kitab kuning mungkin kurang menarik,” imbuh Kasnawi.

Untuk membangkitkan gairah siswa tersebut, bisa dilakukan beberapa gebrakan seperti membuat satu kelas unggulan kitab kuning, membuka ekstra kitab kuning yang siap berkompetisi untuk target P4M dan kuliah di Timur Tengah, dan membekali dengan kitab kuning seperti jurumiyah, amtsilati, alfiyah, taqrib, bulughul maram, ta’lim muta’allim dan sebagainya di jurusan Agama atau yang lain.

Selain itu juga bisa dilakukan dengan mengadakan kompetisi internal madrasah tentang penguasaan dan kemahiran baca kitab kuning, melakukan pendampingan kepada santri untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, dan studi tiru di pesantren tentang pendampingan ke perguruan tinggi di Timur Tengah.(huda/iq/rf)