Cilacap – Setelah mengikuti ajang International Exhibition For Young Inventers (IEYI) yang berlangsung dari Selasa- Minggu (25-30/07) bersama sembilan sekolah lainnya di Indonesia dibawah bendera LIPI Indonesia. Akhirnya Muhamad Husain Masyhudul Haq dan Dhiny Avilya tiba di Indonesia sekitar pukul 19.30 di Jakarta dan sampai Cilacap sekitar 04.30.
Penyambutan berlangsung meriah dilaksanakan pukulm 07.00 oleh seluruh komponen Civica Academica, dari kepala madrasah, tenaga pendidik dan kependidikan, siswa khususnya KIR MAN Cilacap dibawah bimbingan Eli Widoyo Retno. Begitu mereka datang dilakukan pengalungan karangan bunga diarak menuju halaman dengan diiringi Mars Madrasah Aliyan Negeri Cilacap dimana seluruh siswa berkumpul.
“Kami merasa bangga atas penganugrahan Special Award dari negara Taiwan yang menjadikan penyemangat bagi langkah kami selanjutnya. Bahkan kami tidak menyangka, langkah awal kami dengan berbagai kendala selama persiapan”. ujar Muhadin, Kepala madrasah dalam memberikan sambutannya yang diiringi tepuk tangan riuh siswa.
Selama mengikuti kompetisi, penjurian dilakukan dua kali. Penjurian pertama dilaksanakan pada 27 Juli 2017. Sedang penjurian kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2017. Malam harinya langsung diumumkan hasil penjurian. Pada penjurian pertama, presentasi sangat menentukan apakah akan dipilih atau tidak untuk menjadi yang terbaik.
“Alhamdulillah kami di anugerahi Special Award padahal karena perbedaan voltase antara di Indonesia dan Jepang. Kami menghadapi kesulitan untuk menghidupkan SMART SMOFI ciptaan kami. Di jepang voltasi 110 V sedang di negara kita 220 V, sehingga kami hanya bisa menghidupkan alat indikatornya bekerja tapi tidak bisa menghidupkan kerja mesinnya secara maksimal. Namun cukup bagi yuri untuk memahami sistem kerja alat kami”, kata Husain dalam kesan presentasinya.
“ Bagi kami berdua, semua kegiatan adalah pengalaman yang spesial! imbuhnya lagi. Bagi Dhiny sendiri pengalaman pertama ini sangat berkesan baginya, terutama selain pameran penelitian, pada waktu yang sama juga ada pameran robot seluruh dunia.
Pesan-pesan mereka menjadi penyemangat adik kelas disampaikan dengan penuh energi.
“Buatlah peneiltian yang inovasi dan sederhana tidak perlu muluk, tapi bisa membantu kehidupan”, katanya. Sedang Husain menambahkan,”Kalian penuh potensi dan inovasi asal bisa kreatif, misalkan negara Vietnam hanya membuat alat pembuka botol mendaptakan mendali perak, jadi inovativ, kreatif dan presentasi yang bagus pasti kalian bisa!”.
Pembinaan KIR Berkelanjutan
Untuk menumbuh kembangkan semangat meneliti siswa MAN Cilacap tentu melakukan pembenahan-pembenahan. Bila tahun kemarin belum tercover dari BOS maupun RAPBM Komite, untuk tahun ini masuk dalam anggaran. Selain itu, juga menjalin kerjasama dengan pihak swasta maupun instansi yang terkait seperti PLTU atau Kementerian Agama Republik Indonesia.
“Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo juga sangat mendukung kami, hal ini dibuktikan dengan kunjungan dan pembelajaran bersama di MAN Cilacap selepas kami mendapat anugerah special Award dari LIPI pada tahun 2016”, ucap Muhadin lebih lanjut.
Sekarang peserta KIR MAN Cilacap dengan yang baru berjumlah sekitar 70 siswa. Dari jumlah yang cukup banyak ini di MAN Cilacap dilakukan pembinaan bagaimana cara presentasi, melontarkan ide dan mencoba ide. Beberapa yang sudah dilakukan seperti membuat gembus, makanan yang terbuat dari ketela pohon dibuat varian rasa seperti rasa buah dan sayur. Ada juga membuat batu batako dengan mencampur limbah kerang yang dilombakan di UMP, Purwokerto mendapat penghargaan favorit.
“ Untuk membakar semangat siswa KIR mengadakan lomba cetus ide, juga pekan ilmiah untuk menumbuhkan jiwa penelitian pada anak”, komentar Eli Widoyo Retno selaku pemina KIR MAN Cilacap menutup dialog pagi ini. (Agus Sukowo/bd)