Mantapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), MTs Ath Thahiriyah Pucungbedug gelar In House Training (IHT)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Rabu 22 Februari 2023, Bapak/Ibu Guru MTs Ath Thahiriah Pucungbedug melaksanakan IHT (In House Training). Tema IHT kali ini yaitu mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kurikulum merdeka memang sudah lama disahkan, tetapi tidak semua sekolah sudah melaksanakannya. Hal ini bergantung dari kesiapan setiap sekolah.

MTs Ath Thahiriyah Pucungbedug akan melaksanakan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran baru yaitu 2023/2024. Untuk itu, Bapak/Ibu Guru sebagai garda depan pelaksanaan di sekolah dipersiapkan jauh-jauh hari agar mempersiapkan diri untuk implementasi. Dalam hal ini, MTs Ath Thahiriyah Pucungbedug akan dibimbing oleh Arwahyu Sugito S. Kom.

“Kegiatan IHT ini bertujuan untuk melatih guru-guru agar mampu memahami dengan baik Kurikulum Merdeka dan dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran di tahun ajaran baru,” ujar Sobahul Mundji selaku Kepala MTs Ath Thahiriyah. Beliau juga berharap agar guru-guru mengikuti pelatihan ini sampai selesai

Kegiatan IHT ini, tidak hanya diikuti oleh guru-guru MTs Ath Thahiriyah tapi juga diikuti oleh beberapa guru dari MTs Muhammadiyah Mandiraja. Tampak semua peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini karena menghadirkan pemateri yang mampu membuat suasana yang tidak membosankan. Para pemateri membawakan materinya diselingi dengan beberapa permainan yang menyenangkan sehingga membuat peserta tidak mengantuk.

Dalam pelaksanaan workshop ini ada beberapa materi yang ditekankan oleh narasumber kepada peserta diantaranya apa itu profil pelajar Pancasila, penulisan capaian pembelajaran, Penyusunan TP dan ATP , penyusunan modul berdasarkan elemen – elemen dalam mata pelajaran serta pembuatan assessment.

“Selain itu, untuk merubah mindset guru akan terupdate dan terupgrade serta terwujud pendidikan yang berpusat pada murid. Pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kodrat alam, kodrat zaman serta sesuai potensi yang dimiliki peserta didik seperti konsep Ki Hajar Dewantara,” katanya.

Menurut Latif Kurniawati, kegiatan ini pembelajarannya menggunakan flip learning yaitu alur merdeka. Metodenya adalah sinkronus yaitu berdiskusi antar peserta dan fasilitator atau instruktur. Sementara asinkronusnya adalah penyelesaian tugas-tugas secara mandiri dan menganut sistem andragogi pembelajaran orang dewasa

“Harapannya supaya semua pendidik untuk membuka diri dan menerima pelaksanaan Kurikulum Merdeka sehingga pembelajarannya itu berpihak kepada murid dan menyenangkan,” pungkasnya. (Ak/ast/rf)