Membuahkan Hasil Positif, Kemenag-Lapas Perpanjang MoU Pembinaan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) memiliki fungsi utama melakukan pembinaan warganya. Dengan memiliki tenaga penyuluh, Kementerian Agama menjadi partner yang utama. Sebagaimana telah dilaksanakan sejak 2013 lalu, kerja sama Kankemenag Cilacap dengan Lapas Kelas II B Cilacap telah menunjukkan hasil positif. Karenanya, kedua belah pihak telah bersepakat menjadikannya sebagai program yang berkelanjutan.

Berlangsung di Aula Kankemenag Kab Cilacap, Selasa (9/1) Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama pembinaan kembali ditandatangani kedua belah pihak. Penanda tanganan kesepakatan bersama dilakukan di sela-sela kegiatan tasyakuran Hari Amal Bakti (HAB) ke-73 Kementerian Agama.

Pelaksana tugas Kakankemenag Kab Cilacap, Imam Tobroni dalam sambutannya mengatakan bahwa, tugas Kemenag adalah mengurus masyarakat dari sebelum lahir sampai meninggal dunia. Sebelum melahirkan anak, para calon pengantin telah terlebih dahulu diberikan pembinaan. Setelah lahir, anak-anaknya dibina melalui madrasah dan pondok pesantren. Hingga akan meninggal dunia, masyarakat memerlukan bimbingan.

“Saking pentingnya pembinaan, terutama kebutuhan rohani, maka peran Kementerian Agama menjadi sangat strategis. Kurangnya pembinaan rohani akan berakibat buruk terhadap seluruh aspek kehidupan. Sehingga salah satunya, mereka melakukan tindak kejahatan atau kriminal. Setelah ditangkap yang berwajib, kemudian masuklah mereka ke Lapas sebagai pertanggung jawaban. Di sinilah kesempatan emas kita untuk melakukan pembinaan,”Katanya.

Menurutnya, Lapas merupakan salah satu tempat yang istimewa. Hal ini karena, kebanyakan penghuni Lapas akan menyesali apa yang telah diperbuat. Momen penyesalan menjadi sangat penting untuk melakukan pembinaan. Orang yang menyesal akan mudah diingatkan dan bersemangat untuk berubah.

“Setelah dilakukan pembinaan melalui pesantren yang ada di Lapas, ternyata hasilnya sangat baik. Tidak sedikit dari mereka yang hafal Asmaul Khusna, bahkan ahli baca tulis Al Qur’an. Potensi warga binaan untuk menjadi manusia terbaik masih sangat besar dan terbuka lebar. Sehingga sangat tepat untuk dilakukan pembinaan secara terprogram dan terencana. Dengan begitu, hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan bersama,”Pungkasnya.(On/bd)