KOTA PEKALONGAN – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak jajarannya untuk fokus dalam menyelesaikan masalah keagamaan. Gus Men, panggilan akrabnya, meminta agar program-program yang dirancang dan dilaksanakan bisa memecahkan persoalan di tengah masyarakat.
“Bekerja lebih cepat, jelas, tepat, dan terukur. Jika ada konflik seperti pembubaran ibadah gereja di Lampung, lakukan apa yang bisa dikerjakan, konflik berbasis keagamaan agar bisa diminimalisir. Terlebih tahun ini masuk tahun politik, di mana di tingkat akar rumput, terlebih isu agama, mudah terbakar,” kata Gus Men saat membuka Rakernas Ditjen Bimas Kristen Tahun 2023, di Jakarta, Senin, malam (27/2/2023).
Menag mengapresiasi sejumlah program yang dirancang Ditjen Bimas Kristen. Namun, Gus Men mengingatkan bahwa program yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal. Sehingga tidak perlu terlalu banyak, tapi yang terpenting terlaksana.
Secara khusus, Gus Men mengapresiasi rencana pendirian Cyber Kristen University. Gus Men berharap program tersebut bisa menjadi pemecah persoalan keagamaan yang ada di tengah umat Kristiani. “Ini inisiatif yang bagus dan saya akan back up sampai terwujud,” kata Gus Men.
Terkait rencana penambahan Sinode baru, kata Gus Men, pemerintah tidak bisa menghalangi hak konstitusional warga negara, umat Kristiani, untuk berasosiasi. Namun demikian, penambahan Sinode baru harus didasarkan pada kebutuhan untuk peningkatan kualitas Umat Kristen. Hal itu juga harus memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan.
“Jangan terlalu mudah mendirikan Sinode, dan jangan meninggalkan kualitas umat,” tegas Gus Men.
Gus Men juga menyoroti persoalan konflik pendirian rumah ibadah. Menurutnya, perlu pendekatan dialogis dalam menyelesaikan persoalan ini. Gus Men jajarannya di semua Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat, untuk lebih aktif dalam menyosialisasikan regulasi Ijin Rumah Ibadah (PBM 9/8 Tahun 2006).
“Saya ingin, Bu Dirjen lebih sering berdiskusi dengan Dirjen lain. Prinsipnya, pendirian rumah ibadah itu jangan dipersulit. Peraturan itu seharusnya memudahkan, bukan mempersulit. Kita akan mitigasi aturan PBM yang ada,” pungkas Gus Men.
Bagi Gus Men, semakin beriman, orang akan semakin toleran dengan sekitarnya. Karena Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, bukan sama. Untuk itu, sesuatu yang berbeda jangan disama-samakan, dan yang sama jangan dibeda-bedakan.
“Seluruh umat beragama, apapun agamanya saya harap bisa memberikan literasi ini,” harap Gus Men.
Rakernas ini diikuti pegawai Ditjen Bimas Kristen pusat, para Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi Kristen, serta perwakilan pembimas Kristen dari seluruh provinsi. Tampak hadir juga, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi dan Media, Wibowo Prasetyo, Staf Khusus Bidang Toleransi, Terorisme, Radikalisme dan Pesantren, Muhammad Nuruzzaman, para staf dan tenaga Ahli Menteri Agama, Karo HDI Akhmad Fauzin, Irjen Kemenag Faisal, Kakanwil Kemenag DKI, Kakanwil Kemenag Papua, Papua Barat, Sumatera Barat, para Pimpinan Ormas Kristen. (MK/ANT/bd).