Surakarta – Gelaran Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) IX diselenggarakan di Surakarta Jawa Tengah. Syiar Pospenas IX telah diawali dengan kirab obor dari Api Abadi Mrapen, kabupaten Grobogan hingga Balaikota Surakarta (21-22/11)
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas buka secara resmi gelaran ditandai dengan penabuhan kentongan. Sebelumnya Menag Surakarta mengajak hadirin baik yang hadir secara langsung maupun virtual melalui Chanel https://youtu.be/GWs0McuI2TI berdo’a untuk saudara-saudara setanah air tercinta yang berada di Cianjur.
“Saudara-saudara kita di Cianjur sedang mengalami duka, mengalami bencana gempa bumi. Ditengah kegembiraan kita, mari kita menyampaikan doa untuk saudara-saudara kita di Cianjur. Yang meninggal, semoga mereka dalam keadaan husnul khotimah, yang luka-luka dan terdampak gempa bumi secara fisik kita doakan segera sembuh” kata Yaqut sebelum memimpin hadirin untuk membaca surah Al-Faatihah secara bersama.
Dalam sambutannya, Menag menyampaikan untuk santri jaman sekarang yang dikenal bisa menjadi apa saja. Santri mampu menjadi presiden, wakil presiden, menteri, gubernur, bupati/walikota, politikus dan juga bisa menjadi atlet kebanggaan Indonesia, menjadi atlet kebanggaan negeri tercinta.
“Pospenas ini menjadi ajang untuk kalian semua dan bagi kita semua untuk bisa memunculkan atlet-atlet sekaligus juara-juara baik untuk cabang olahraga maupun cabang seni tingkat nasional yang berkelas internasional” ujar pria yang akrab disapa Gus Men ini.
Turut Hadir dalam Pembukaan ini Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Sekda Provinsi Jawa Tengah dan Walikota Surakarta. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, H. Muhammad Habib pun hadir secara langsung bersama istri. Termasuk hadir pula seluruh Kepala Kanwil Kemenag se-Indonesia dan KaKanKemenag Kabupaten/ Kota se- Jawa Tengah.
Pospenas menjadi ajang untuk para santri dan bagi semua dalam memunculkan atlet-atlet sekaligus juara-juara baik olahraga maupun seni di tingkat nasional. Kendati demikian, utamakan sportivitas dan kejujuran itu, yang paling utama.
“Jadi apa yang dipelajari para santri dari para kiai di pondok pesantren, saatnya mempraktekkan secara bersama. Pesan yang sama kepada para wasit atau juri dan official yakni jangan ajari santri-santri berbuat curang,” tegas Menag (23/11).
Tema Gerak Santri Bangkit Negeri, sejalan dengan ok ikhtiar pemerintah untuk bangkit pasca pandemi, tentu seharusnya semuanya dan para santri lanjut bergerak berdiri di garda terdepan dalam memberikan kontribusi konkrit sesuai keahlian dan bidangnya. Hal ini, sungguh diteladankan oleh para kiai, para ulama-ulama, kiai pendahulu, kiai yang memperjuangkan kemerdekaan negeri. Untuk itu, Menag mengajak para santri untuk terus berkontribusi dan bergerak bersama demi kebangkitan negeri.
Sebanyak 2.867 santri dari 34 Provinsi yang tersebar di Indonesia akan bertanding selain sebagai ajang silaturahmi, juga agar mengasah prestasi, dengan berbagai cabang olahraga antara lain, sepak bola, cabang atletik terdiri tenis meja, tolak peluru, lompat jauh, lari tunggal dan lari estafet. Selain itu, lomba seni antara lain, stand-up comedy, video film pendek, hadrah, pidato tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris) kaligrafi dan pencak silat.(sn/bd)