081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Menanamkan Semangat Pelayanan, dan Pengabdian Guru

Surakarta – Sejumlah 46 guru Pendidikan Agama Katolik  mengikuti Bimbingan Teknis Kompetensi Guru PAK se Regio Jawa, di Hotel Hariss , Solo, Sabtu (1-5/9). Tema yang diambil pada kegiatan yang diseleggarakan oleh Direktorat Jendral Bimas Katolik, Kemenag RI itu adalah “Dengan Bimbingan Teknis, Kita Tingkatkan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik di Indonesia”.

Kegiatan dibuka oleh Dirjen Bimas Katolik Eusabius Binsasi, dalam sambutannya Dirjen Bimas Katolik mengatakan maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Katolik.

“Perlunya meningkatkan kompetensi para guru Pendidikan Agama Katolik, . yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesionalime tetapi,  lebih pada spiritualitas semangat pelayanan dan pengabdian yang tulus dan ikhlas”, papar Eusabius.

Lebih lanjut dikatakan, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan agar  pengetahuan guru Pendidikan Agama Katolik bertambah dan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran.

Disamping itu, lanjutnya, dapat  meningkatkan  kreatifitas guru dalam penggunaan metode pembelajaran dan menanamkan semangat pelayanan, dan pengabdian guru dalam menjalankan tupoksinya

Sementara itu, Plt. Kakankemenag Kota Surakarta, H. Musta’in Ahmad, yang hadir pada kegiatan tersebut  dalam sambutannya mengharapkan agar guru Pendidikan Agama Katolik harus professional dan memiliki power yang dapat mempengaruhi dan mengembangkan pembentukan karakter siswa.

“Profesionalisme guru berkorelasi dengan kualitas produk pendidikan. Guru yang profesional menjadikan pendidikan atau proses pembelajaran yang berkualitas, sehingga peserta didik pun senang mengikuti proses pembelajaran tersebut”, jelas Musta’in.

Lebih lanjut Musta’ain menyampaikan bahwa menjadi tenaga pendidik adalah sekaligus sebagai pewarta yang mesti dapat mengimplementasikan pendidikan keagamaan dengan baik, sehingga para siswa dapat paham tentang agamanya sendiri dan dapat menumbuhkembangkan keluhuran budi pekerti, disamping itu tujuan dari agama itu menyampaikan kebenaran dan kebaikan harus melekat pada diri semua orang

“Tidak mudah terpengaruh dengan  berita hoax, mengubah paradigma siswa agar berpikir positif  tentang perkembangan pendidikan atau pembelajaran”, tegas Musta’in. (rma/bd)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content