Banjarnegara – Bagi guru kegiatan menulis adalah bagian dari pekerjaan sehari-hari. Tetapi menulis sampai menjadi sebuah buku menjadi tantangan tersendiri. Apalagi bagi yang belum pernah mencoba. Hal demikian tidak berlaku bagi Nafis Atoillah, guru Qur’an-Hadits MTs N 2 Banjarnegara. Di tengah kesibukannya melanjutkan studi lanjut S3 atas beasiswa Baznas untuk kader 1000 Ulama, ia masih menyempatkan waktunya untuk menyusun sebuah buku
Kepala MTs N 2 Banajarnegara, Ratna Ayu Kartika Wulan mengatakan, minat guru dalam menulis sampai sekarang ini masih sangat kecil. Hal ini terlihat dari jarangnya guru menelorkan karya-karya tulis yang dipublikasikan oleh media baik berupa artikel, laporan penelitian, maupun buku. Kalaupun ada, jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Karena itu upaya mengembangakan budaya literasi perlu diterapkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.
“Saya ucapkan apresiasi yang tinggi atas hasil karya Pak Nafis dan berharap budaya literasi benar-benar dapat lebih dikembangkan di MTs Negeri 2 Banjarenagara,” ungkap Ratna saat ditemui di ruang kerjanya Kamis,(14/10).
Disebutkan dalam bukunya “Membangkitkan Energi Sabar”, Nafis mengatakan, dalam al-Quran, Tuhan menyebut diri-Nya selalu bersama dengan orang-orang yang sabar. Ini menunjukkan kedekatan dan keberpihakan Tuhan dengan orang-orang yang sabar. Orang yang sabar adalah orang-orang pilihan.
Dalam kenyataannya, sabar menjadi sumber utama segala kesuksesan hidup. Hampir tak ada sejarah kesuksesan yang tanpa kesabaran. Hanya saja kesabaran kadang disalah artikan sebagai sikap negatif. Sabar disalah mengerti sebagai sikap malas, suka bertopang dagu, dan perilaku minor lainnya.
Buku itu kata penulisnya mencoba menambah contoh betapa sabar sebenarnya berbeda dengan segala asumsi buruk yang dituduhkan padanya. Sabar adalah energi dahsyat yang jika dibangunkan, dikelola dengan baik akan menjelma menjadi kekuatan yang ampuh. Sejarah telah membuktikannya.
Selamat dan sukses pak Waka Humas atas karyanya yang sudah terpajang di Toko Online Toko Pedia, Buka Lapak, dan Gue Pedia.
“Semoga ini bisa sebagai pemicu untuk bersama-sama mengembangkan literasi madrasah,” harap Dwi Widiyastuti, pemenang Seleksi Nasional Cipta Puisi dalam Rangka 76 Tahun Indonesia Merdeka 2021. (dwa/ ref/ak/rf)