Cilacap – Di tengah melemahnya gerakan mengaji, berdirinya Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan karakter. Agar dapat memfilter efek negatif dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, generasi muda perlu dibekali dengan nilai-nilai pendidikan keagamaan.
Karenanya, keberadaan TPQ di tengah masyarakat menjadi urgen untuk mengimbangi laju era globalisasi. Untuk itu TPQ juga harus dikelola menggunakan menejemen yang modern. Diantaranya dengan memiliki izin dari Kementerian Agama. Kemudian pengelola secara proaktif di bawah bimbingan Kemenag melaksanakan kurikulum yang didata melalui Educatioan Management Information System (EMIS). Dengan begitu, maka tujuan dan hasil dari pendidikan keagamaan akan menjadi terarah dan jelas.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap melalui Penyelenggara Syariah, Thoha usai peresmian TPQ Baitul Muttaqin desa Pedasong Kecamatan Adipala.
“Selaku wakil dari pemerintah, saya ikut merasa gembira Desa Pedasong kini memiliki TPQ. Karena sekarang jamannya serba canggih menggunakan teknologi, maka pengelolaan TPQ juga harus canggih dan menggunakan teknologi. Dikelola dengan cara yang modern, yakni terdapat kurikulum yang jelas dan harus masuk dalam data EMIS. Sehingga perkembangannya kegiatannya akan dapat dengan mudah dikontrol. Bilamana terdapat hambatan dapat segera dikoordinasikan untuk mendapatkan solusi terbaik,”Ungkapnya.
Dikatakan pula bahwa, pengelolaan yang modern bukan berarti meninggalkan kearifan lokal. Akan tetapi, cara tradisional yang sudah tidak cocok agar disesuaikan sehingga tidak kalah cepatnya dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dalam memberikan pendidikan ilmu keagamaan harus membahas kaitannya dengan teknologi. Sehingga pengaruh positif teknologi menjadi lebih besar ketimbang efek negatifnya.
Menurutnya, agama Islam adalah agama yang paling lengkap dan paling pertama menyebut tentang ilmu pengetahuan dan teknologi jauh sebelum dunia mengenal teknologi. Dicontohkan bagaimana Al Qur’an menjelaskan berbagai proses seperti penciptaan alam semesta, manusia, turunnya hujan, kapal dapat terapung, perhitungan tahun hingga pengendalian seluruh kehidupan. Ditegaskan pula bahwa umat Islam mendapat kewajiban salat lima waktu atas perjalanan ke angkasa luar.
“Dengan memahami isi Al Qur’an, maka manusia akan semakin melek teknologi. Dan semakin mendalami maka dia akan tahu betapa Maha Besarnya Allah. Inilah konsep pandangan ilmu agama Islam yang selama ini masih belum dipahami. Karenanya ayo kita bekali anak-anak kita dengan pengetahuan dari Al Qur’an agar mereka memiliki bekal yang cukup sekaligus benteng yang kuat dalam mengarungi zaman yang semakin akhir ini, “Pungkasnya.(On/bd)