Batang –MTs Maulana Maghribi adakan sosialisasi gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBHLS) sekaligus penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) bersama komponen Desa Ujungnegoro. MOU yang berkaitan dengan gerakan PBHLS dan pengembangan Sekolah Adiwiyata di lingkungan Sekolah dan sekitarnya resmi disepakati bersama pada Selasa (12/10).
Sekolah Adiwiyata merupakan gambaran dari sekolah yang peduli dengan lingkungan sehat, indah, dan bersih. Adiwiyata berasal dari dua huruf, yaitu Adi dan Wiyata. Adi yang bermakna agung, baik, ideal atau sempurna, dan Wiyata memiliki arti tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu atau pengetahuan.
Sosialisasi gerakan PBHLS dan MOU ini turut dihadiri oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kab. Batang, H. Munif.
“Perkembangan PLTU di desa Ujungnegoro memberikan perubahan yang besar bagi desa Ujungnegoro. Oleh karena itu, benteng dan ranjau perlu dipersiapkan supaya anak-anak di desa Ujungnegoro tidak terjebak pada kemajuan zaman,” Ujar H. Munif.
Ia juga menuturkan bahwa madrasah ini merupakan telah memiliki kelas-kelas khusus dalam mendidik siswa-siswinya, bahkan di tahun 2021 ini mulai mengembangkan satu karakter baru yaitu Madrasah Adiwiyata.
Kepala MTs Maulana Maghribi Safari dalam keteranganya mengatakan bahwa untuk mencapai Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Batang Kepala pihaknya mengharapkan adanya dukungan dari seluruh komponen masyarakat di sekitar sekolah melalui penandatanganan MOU.Partisipasi itu melibatkan Perangkat Desa , Puskesmas, Bank Sampah Desa , Wali murid ,dan partisipan lainya.
“MTs Maulana Maghribi saat ini menjadi satu-satunya madrasah yang mengikuti aksi dari kegiatan adiwiyata di Kabupaten Batang untuk itu, kami mohon dukungan kepada seluruh komponen masyarakat,” ujar Safari
Dia juga menyampaikan program ini melibatkan seluruh pelajar dan civitas akademika yang ada di MTs Maulana Maghribi Kandeman untuk bersama-sama dalam mengembangkan khasanah lingkungan, kebersihan, dan lain sebagainya.
“ Madrasah Adiwiyata akan menjadi ruang baru dalam memberikan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang nantinya akan dibawa ke rumah masing-masing oleh para siswa,” tegasnya.
H. Mokh. Thadirin sebagai pemateri dalam sosialisasi PBHLS menjelaskan bahwa kegiatan Adiwiyata antara lain seperti, pengelolaan sampah, penanaman pohon, serta bagaimana perilaku peserta didik terhadap lingkungannya.
“ Pembentukan Madrasah Adiwiyata menjadi prinsip madrasah dalam memberikan kesadaran bagi peserta didik terhadap lingkungannya. Harapannya dengan program Adiwiyata ini akan membawa madrasah yang hebat,” Jelasnya.
Dia juga menegaskan gerakan ini menjadi ikhtiar madrasah dalam mengurangi permasalahan lingkungan yang saat ini tengah menjadi isu global. Oleh karena itu kerjasama dari berbagai komponen di sekitar Madrasah menjadi hal yang sangat diharapkan bagi keberlangsungan program PBHLS. (Batang/Laura/Zy)