Wonogiri – Dalam upaya memudahkan para khotib di daerah mencari bahan khutbah jum’at maupun untuk pengajian, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Baturetno menyusun Buku Materi khutbah jum’at dan mendistribusikan ke masjid-masjid.
Ikhtiar nyata tersebut di lakukan penyuluh Agama Islam baik yang tergabung dalam Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) maupun penyuluh non PNS Kecamatan Baturetno, mengingat penyuluh mempunyai peran penting dalam pemberdayaan masyarakat, kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama Islam dan pembangunan melalui bahasa agama.
Menurut Nurul Zuliawati Koordinator Penyuluh Agama Kecamatan Baturetno, Kamis (14/02) di temui di Kankemenag Wonogiri, Penyuluh Agama Islam menjadi ujung tombak Kementerian Agama RI dalam melaksanakan penerangan agama Islam di tengah pesatnya dinamika perkembangan masyarakat Indonesia.
Apa lagi menurutnya perencanaan dan pemilihan tema atau topik dakwah bagi Penyuluh Agama Islam baik Fungsional PAI Non PNS Kementerian Agama Wonogiri mutlak dibutuhkan. Hal itu terkait efektifitas dan efisiensi materi dakwah yang disampaikan kepada umat.
"Perkembangan dan perubahan kondisi sosial.masyarakat sangat cepat. Untuk itu penyuluh harus memahami kondisi sosial masyarakat dan selanjutnya membuat bahan / materi serta peta dakwah. Semoga karya sederhana berupa materi khutbah tersebut di bermanfaat bagi para khotib dan penceramah di wilayah Baturetno," katanya.
Sedangakan Kasi Bimas Islam, H. Hidayat Masykur menegaskan bahwa sekarang ini kita dihadapkan pada suatu kondisi masyarakat yang berubah secara akseleratif, masyarakat saintifik dan masyarakat terbuka. Untuk itu setiap penyuluh agama secara terus-menerus perlu meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengembangan diri, dan perlu memahami visi penyuluh agama serta menguasai secara optimal terhadap materi penyuluhan agama itu sendiri.
“Oleh karena itu seorang penyuluh agama harus menyusun strategi yang tepat dalam pelaksanaan tugas kepenyuluhannya, baik mengenai materi maupun peta dakwah yang ada di suatu daerah” tegasnya.
Penyuluh agama di harapkan untuk terus berkontribusi dalam mensyiarkan dan mentransfer risalah agama Islam yang damai. Penyuluh agama Islam baik fungsional maupun non PNS di lapangan dalam berdakwah harus mempunyai karakter : tawassuth (sikap tengah-tengah) tawazun (seimbang), I’tidal (tegak lurus) tasamuh (toleransi), mereka harus mampu mewarnai dan mengajak masyarakat menjadi ummatan washatan. (mursyid_Heri/wul)