Pembelajaran Deferensiasi Tidak Bisa Dipandang Sebelah Mata

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Kamis (27 Juli 2023), Sriyati selaku Pengawas Madrasah Kankmenag Kota Semarang Korwil Gunungpati, melaksanakan monitoring sekaligus pembinaan di MIN Kota Semarang. Agenda utamanya dalam rangka persiapan menghadapi tahun ke 2 dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka di madrasah tersebut. Pada TP 2023/2024, MIN Kota Semarang telah menetapkan, IKM akan dilaksanakan pada kelas 1, 2, 4, dan 5.

Dengan tegas, Sriyati mengatakan, pentingnya pemahaman dan pelaksanaan pembelajaran deferensiasi bagi seluruh guru MIN Kota Semarang. “Kurikulum Merdeka telah menjadi landasan utama bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini menawarkan pendekatan yang lebih holistik dan berfokus pada pengembangan karakter dan keterampilan peserta didik. Salah satu komponen yang krusial dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran deferensiasi,” terang Sriyati.

Ia menjelaskan, salah satu alasan utama mengapa pembelajaran deferensiasi menjadi penting dalam Kurikulum Merdeka adalah karena setiap peserta didik memiliki karakteristik dan kemampuan yang beragam. Menurutnya, setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda, tingkat pemahaman yang berbeda, serta minat dan bakat unik.

“Pembelajaran deferensiasi adalah pendekatan dimana guru memahami perbedaan karakteristik, kebutuhan, kemampuan, dan minat setiap peserta didik dalam kelasnya. Melalui pendekatan ini, guru dapat menyusun strategi pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Tujuan utamanya adalah menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi setiap peserta didik, sehingga mereka dapat mencapai potensi maksimalnya dalam proses pembelajaran,” tuturnya.

“Dengan memahami perbedaan ini, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih sesuai, sehingga setiap peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses belajar-mengajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik,” imbuhnya.

Sriyati berujar, pembelajaran deferensiasi juga dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, sehingga setiap peserta didik merasa dihargai dan diakui keberadaannya dalam kelas, yang akan berdampak pada peningkatan motivasi belajar siswa. “Tidak ada lagi perasaan terpinggirkan atau merasa tertinggal dalam proses pembelajaran,” ungkapnya.

Menandaskan apa yang disampaikan Sriyati, Nadzib selaku Kepala Madrasah menjelaskan, pembelajaran berdeferensiasi memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan inklusif. “Di MIN Kota Semarang, pelaksanaan pembelajaran deferensiasi diwujudkan dalam berbagai bentuk. Guru-guru telah diberdayakan untuk mencari cara yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan memanfaatkan beragam pendekatan dan metode pembelajaran, mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan preferensi peserta didik,” jelasnya kepada Sriyati.

“Pengimplementasian pembelajaran deferensiasi, setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya,” pungkasnya.(fw/NBA/bd)