Sukoharjo (Humas) – Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jateng memberikan Pembinaan Aparatur Sipil Negara jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan penguatan moderasi beragama pada Selasa (17/1).
Diawal sambutan pembinaannya Kakanwil ajak 800 ASN Kemenag Sukoharjo menDowload bareng Pusaka Kemenag Super Apps yang merupakan satu aplikasi untuk semua layanan Kementerian Agama dimana semua akses informasi Kemenag dapat diperoleh kapan saja dan dimana saja, karena saat ini tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa dunia sudah dalam genggaman.
Beberapa waktu yang lalu Kementerian Agama meraih predikat terbaik dalam pelaksanaan merit sistem diantara seluruh kementerian/lembaga di republik ini,ini menandakan bahwa profesionalitas di Kementerian Agama semakin hari semakin baik, tata kelola ASN di Kementerian Agama semakin hari semakin tertib berorientasi pada pelayanan.
Kita juga sudah melaksanakan survei indeks profesionalitas dan moderasi beragama secara serentak dengan jumlah peserta 214 ribu dari 1.160 titik lokasi yang tercatat oleh MURI sebagai Kementerian/Lembaga pemerintah yang pertama menggelar survei IPMB di Indonesia dengan jumlah terbanyak.
Dunia saat ini sudah berubah maka kini saatnya cara kerja kita juga harus berubah karena bila tidak maka pilihannya hanya 2; kita tertinggal atau kita ditinggalkan.
Kakanwil Musta’in menambahkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta harus dilayani oleh Aparatur Sipil Negara yang saat ini jumlahnya sekitar 4 juta orang, dimana kita termasuk di dalamnya. Sehingga kita harus benar-benar paham posisi, yakni sebagai pelayan yang harus melayani, bukan sebagai majikan yang minta dilayani.
Sebagai ASN kita punya aturan aturan yang harus kita pedomani yang sifatnya mengikat, saat kita menentukan pilihan menjadi ASN Kementerian Agama maka mulai saat itulah kita sudah tidak boleh seenak-enaknya bertindak sampai dengan dalam mengemukakan pendapatpun sudah diatur.
Pemimpin harus membawa misi kenabian yang maslahah, jangan ada lagi kalimat “.. kalau tidak bisa dibina ya dibinaskan, tapi semestinya kalau tidak bisa dibina ya dibina lagi, bahkan bila perlu dibina terus, yang menandakan bahwa sebagai seorang pimpinan jangan pernah lelah dan tidak boleh menyerah,” ujar Musta’in.
Kakanwil juga kuatkan lagi penjelasan tentang moderasi beragama dimana saat ini semangat beragama sangat luar biasa yang apabila kita sebagai kementerian yang memililki otoritas terkait agama tidak mendampingi dengan baik, hal tersebut bisa menjadi ancaman karena mereka bisa saja mendapatkan sumber sumber dalam beragama dari teknologi bukan dari mereka yang memiliki otoritas keilmuan agama, maka dari itu kita harus ambil peran didalamnya guna mendampingi umat yang semangat beragamanya sedang tumbuh agar tidak salah arah.
Sikap moderat dalam beragama yang benar dapat dilihat dari 4 indikator :
1. Memiliki Komitmen kebangsaan;
2. Anti kekerasan;
3. Toleransi; (kesediaan kita menerima perbedaan)
4. Adaptif terhadap kearifan lokal
“Jika 4 indikator ini sudah dimiliki maka hasilnya adalah harmoni hasilnya adalah rukun,” pungkasnya.