Pembinaan Mental dan Penguatan Moderasi Beragama oleh Pembina DWP Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Pekalongan – Ketua Dharma Wanita Persatuan Kankemenag Kota Pekalongan, Ny. Ida Sofanah Kasiman Mahmud Desky bersama pengurus menggelar Pembinaan Mental dan Penguatan Moderasi Beragama oleh Pembina DWP Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah. Rabu, 19 Oktober 2022.

Pembinaan ini dilaksanakan secara langsung bertatap muka, yang diikuti Ketua Dharma Wanita Kankemenag kota Pekalongan bersama anggota, Dharma Wanita madrasah bersama anggota dan Dharma Wanita KUA bersama anggota. Bertempat di Aula MAN 1 Kota Pekalongan.

Mengawali sambutannya, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Pekalongan, Ida Sofanah Kasiman Mahmud Desky menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Pembina, H. Musta’in Ahmad dan Ibu Ketua DWP Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Linda Musta’in Ahmad yang telah bersedia meluangkan waktu untuk melaksanakan pembinaan kepada seluruh anggota DWP Kankemenag Kota Pekalongan.

“Ini adalah momen yang sangat kami tunggu-tunggu, dimana kami bisa berdialog langsung dengan ibu. Semoga momen ini bisa untuk saling berbagi dan memberikan motivasi kepada kami untuk lebih giat dan semangat  meningkatkan program-program di DWP Kankemenag Kota Pekalongan,” ungkap Ida.

“Selaras dengan visi dharma wanita, menjadikan organisasi isteri Pegawai Negeri Sipil yang kukuh Bersatu dan mandiri, maka kami dari Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama Kota Pekalongan telah melakukan berbagai kegiatan.” imbuh Ida.

Sementara itu Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad selaku Pembina DWP Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, hadir secara langsung memberikan pembinaan pada kegiatan DWP Kemenag Kota Pekalongan.

Dalam Pembinaannya Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Musta’in Ahmad mengharapkan agar semua pegawai dan istri pegawai Kantor Kemenag Kota Pekalongan bisa memahami program moderasi beragama.

“Moderasi beragama harus dimaknai sebagai ikhtiar dan proses dinamis dari upaya membangun cara pandang, sikap, dan praktek beragama dalam kehidupan bersama. Ia diperlukan karena realitas keindonesiaan yang majemuk menghadapi banyak tantangan serius sehingga dibutuhkan strategi memperkuat tatanan kehidupan harmonis umat beragama di tengah keragaman,” kata Musta’in.

Musta’in menambahkan, dalam moderasi beragama, pengejawantahan nilai-nilai esensial agama terutama dilakukan dalam konteks perlindungan nilai-nilai kemanusiaan, baik melalui orientasi memanusiakan manusia maupun membangun kemaslahatan bersama.

“Ini dua pesan agama dari banyak pesan agama yang dalam konteks saat ini amat sangat penting untuk jadi perhatian kita bersama,” tandasnya.

Menurut Musta’in, tantangan serius itu muncul dalam sejumlah fenomena keberagamaan yang muncul belakangan ini. Salah satunya, hadirnya fenomena keberagamaan yang mengingkari nilai-nilai kemanusiaan, bertentangan dengan pesan agama sendiri untuk melindungi harkat martabat kemanusiaan.

“Beragama menjadi ekslusif, padahal harusnya inklusif. Beragama jadi segregatif, padahal harusnya integratif. Membangun sikap konfrontatif, padahal agama bersikap tegas dan mengajak kooperatif, jadi destruktif padahal pesan agama sangat konstruktif.” paparnya. (@nSi/bd)