Pemupukan Jiwa Dislipin, MTs Salafiyah Pati Peringati HUT Praja Muda Karana

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

PATI – Nama yang dibuat oleh Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX memiliki filosofi teramat dalam. Gerakan Praja Muda Karana yang diakronimkan menjadi Pramuka, sebenarnya berarti jiwa muda yang suka berkarya. Hal ini didasari dengan kegiatan-kegiatan pramuka sebagai sarana pengasah kepekaan anak-anak terhadap alam dan lingkungan sekitar.

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Pramuka Indonesia, MTs. Salafiyah mengadakan upacara akbar pada Minggu, (14/8) pagi. Bertempat di Lapangan Pondok Bunyanun Marsush, Bulumanis Kidul, Pati, acara dihadiri oleh semua anak didik tanpa terkecuali. Baik itu anak-anak yang berdomisili di pondok maupun rumah.

Pembina Upacara, juga Koordinator dan Bimbingan Guru, Ah. Suyanto menyampaikan bahwa banyak yang bisa diambil dari kegiatan HUT Pramuka yang ke-61. “Momen Peringatan Hari Pramuka sebagai awal memupuk jiwa disiplin. Karena siswa sukses adalah yang dapat disiplin pada segala kegiatan. Kita kenang para pahlawan, syuhada, mujahid yang telah berjuang di jalan Allah. Mereka juga mengawalinya dengan cara berdisiplin,” ujarnya.

Acara meriah pada pagi hari tersebut diisi dengan banyak kegiatan. Salah satunya kegiatan lomba yang melibatkan anak-anak Madrasah Tsanawiyah, Salafiyah. Mereka terlihat begitu antusias menyambut dan berlatih dalam perlombaan agar menjadi lebih tangkas saat menyelesaikan suatu tantangan.

Kegiatan ini diisi dengan tiga jenis macam perlombaan, yaitu lomba balap karung, makan krupuk, dan tarik tambang antar anak didik menambah semarak pagi di lapangan. Siswa-siswi perwakilan dari masing-masing kelas, semangat mempertaruhkan harga diri di medan lomba. Bahkan tidak sedikit anak-anak yang sampai berjibaku, basah sekujur badan karena keringat.

Salah satu peserta upacara, Khalila Ni’matuzzakiya mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti rangkaian acara. Siswi kelas 7 I ini merasa bisa lebih santai ketika berangkat ke tempat pelaksanaan karena memang lokasinya masih masuk kawasan pondok. Jarak yang tidak terlalu jauh, terlebih karena dia sendiri merupakan anak asuh pondok Bunyanun Marsush sehingga membuat akses keberangkatan semakin mudah.

“Pada pertandingan yang terakhir (tarik tambang) tepatnya di final ketiga, tim kami mengalami kekalahan. Itu yang membuat situasi dan kondisi kami jadi agak bad mood. Tapi seru sih,” ucap Khalila, menjelaskan tentang yang dia dan rekan-rekannya alami saat mengikuti ajang-ajang perlombaan di upacara akbar.

Akronim pramuka secara resmi digunakan sejak 14 Agustus 1961. Itulah kenapa, setiap tahunnya, yaitu tepat pada tanggal 14 Agustus, secara serentak dirayakan sebagai Hari Pramuka di Indonesia. Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan. Salam pramuka! (MTs/SLF/at/Sua)