Pengembangan Kapasitas Pengelola Data EMIS

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Magelang – Semakin tingginya kebutuhan data yang valid serta penyajian yang tepat dan up to date menjadi kebutuhan yang mutlak untuk perencanaan dan penetapan kebijakan khususnya di bidang pendidikan Islam. Hal tersebut melatarbelakangi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menyelenggarakan kegiatan ini di Hotel Grand Artos Aerowisata selama tiga hari kedepan sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, H. Aziz Shaleh, SE, MSI. Kegiatan dikuti oleh 126 orang yang merupakan pengelola data EMIS Kanwil Kementerian Agama dan Kantor Kementerian Agama se Jawa Tengah dan DIY.

Kegiatan dibuka oleh H. Khaeruddin, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, didampingi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Magelang, H. Suroso yang menyampaikan sambutan selamat datang.

Kakanwil menyampaikan lemahnya pengelolaan data di lingkungan Kementerian Agama yang sering berubah, format yang tidak konsisten, serta validitas yang rendah. Dengan adanya EMIS diharapkan menjadi solusi pemecahan masalah data di lingkungan Kementerian Agama khususnya di lingkungan Dirjen Pendidikan Islam. Perangkat lunak yang sudah ada untuk pengelolaan data tidak akan berarti tanpa didukung dengan sumber daya manusia yang handal, kompeten, dan berdedikasi tinggi.

Lebih lanjut, disampaikan bahwa ruang lingkup data yang dihimpun hendaknya lengkap dengan kriteria dan klasifikasinya sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data dan informasi yang dihimpun seharusnya merupakan data terbaru, sehingga diperlukan batasan waktu yang jelas tentang data tersebut, jangan sampai data disajikan untuk tahun tertentu hanya copy paste dari data yang lama. Yang lebih penting adalah komitmen pimpinan untuk bisa menjadikan data yang valid dan up to date dan memberikan motivasi kepada tenaga pengolah data untuk kreatif dan selalu meng-up date data terbaru. “Tidak ada alasan untuk lambat dalam penataan karena dukungan teknologi informasi saat ini sudah demikian cepat, seolah menembus batas ruang dan waktu”, tandasnya. (fat)