Karanganyar – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, H. Mustain Ahmad, S.H, M.H, memberikan penguatan moderasi beragama kepada guru dan karyawan MTs Negeri 3 Karanganyar, bertempat di aula MTs Negeri 3 Karanganyar, pada Sabtu, (30/10). Turut hadir mendampingi Kakankemenag Kabupaten Karanganyar, Drs. H. Wiharso, M.M
Kakanwil menyampaikan kepada segenap guru dan karyawan MTs Negeri 3 Karanganyar. Bahwa moderasi tetap pada wajah asli dan tidak memihak kekanan dan kekiri, tetap berada ditengah dan menjadi penengah.
“Agama merupakan suatu pondasi umat manusia dalam menjalankan aktifitasnya. Di Indonesia ada berbagai macam keberagaman yang dimiliki, keberagaman agama menjadi yang terkuat dalam membentuk radikalisme di Indonesia. Munculnya kelompok-kelompok ekstrem yang kian hari semakin mengembang sayapnya difaktori berbagai hal salah satunya sensitifitas kehidupan beragama bahkan permasalahan politik dan pemerintahan pun turut mewarnai. Maka ditengah hiruk-pikuk permasalahan radikalisme ini, muncul sebuah istilah yang disebut “Moderasi beragama”, yang konsepsi yang dapat membangun sikap toleran dan rukun guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,“ papar Musta’in.
Selain itu Kakanwil juga menyampaikan empat indikator dalam moderasi beragama. “Yang pertama komitmen kebangsaan yang kuat, kedua sikap toleransi yang tinggi, ketiga menolak tindakan kekerasan baik fisik maupun verbal, dan terakhir menghargai tradisi budaya lokal masyarakat yang majemuk. Dengan Moderasi beragama, kita mestinya lebih memahami keberagaman agama, suku, etnis, budaya dan adat istiadat, yang merupakan kekayaan yang patut dijaga, dirawat dan dijaga kelestariannya, hidup rukun dan tentram. meski kita bukan saudara se-keyakinan tapi kita adalah saudara se-kemanusiaan,” jelasnya.
Penutup paparannya, Kakanwil menegaskan bahwa keempat indikator moderasi beragama tersebut harus diaplikasikan oleh seluruh keluarga besar Kementerian Agama. MTsN 3 Karanganyar akan berkonstribusi dalam percepatan pemahaman program moderasi beragama, yang sudah digaungkan sejak Lukmanul Hakim masih menjabat sebagai Menteri Agama, dan kembali program itu kembali digencarkan oleh Menteri Agama yang baru Yaqut Cholil Qoumas.(ida-her/sua)