Surakarta (Humas)- Bimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menggelar Kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Agama Katolik Tingkat Menengah Angkatan I Eks Karesidenan Surakarta. Mengangkat tema “Penguatan Moderasi & Kerukunan Umat Beragama untuk Indonesia Maju”, peningkatan kompetensi digelar di Sukoharjo, Senin (27/2).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman moderasi beragama bagi Guru Agama Katolik Tingkat Menengah, serta menyegarkan kembali semangat pelayanan, spiritualitas dan sikap mental yang tangguh serta memupuk persatuan dan kesatuan.
Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad membuka kegiatan dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada kesempatan kali ini, Kakanwil menyampaikan materi penguatan moderasi beragama melalui Gerakan Merah Marun (Menyemai Ramah Masyarakat Rukun).
“Moderasi beragama lahir sejak agama turun, tujuan beragama bukan untuk mendapatkan kekuasaan dan bukan untuk menimbulkan konflik antar sesama umat beragama. Seperti pohon yang kokoh, agama memiliki akar sebagai dimensi, batang pohon yang kokoh disebut moderasi dan memunculkan 4 (empat) dahan yang menjadi indikator moderasi beragama. Jika semua bagian pohon itu kuat maka akan menghasilkan buah yang harmoni,” ungkap Kakanwil.
Dimensi agama yang dianalogikan sebagai akar antara lain dimensi Ketuhanan, dimensi Hukum dan dimensi Perilaku yang memunculkan sikap moderat. Moderat tidak sama dengan modern, tetapi moderat itu berarti berada di tengah-tengah. Demikian batang pohon yang kokoh menghasilkan empat dahan sebagai indikator moderasi beragama.
Indikator tersebut antara lain, 1) Komitmen kebangsaan, 2) Toleransi, 3) Anti Kekerasan, dan 4) Adaptif terhadap kearifan lokal serta menghargai adat istiadat budaya di Indonesia.
Kakanwil menekankan kembali apabila pohon yang memiliki akar yang utuh dan batang yang kokoh akan memunculkan dahan-dahan dengan menghasilkan buah-buah kerukunan yang harmoni. (ps/rf)