Sukoharjo (Humas) – Bersama Anggota Komisi 8 DPR RI dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukoharjo, Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Wahid Arbani, menyampaikan urgensi Moderasi Beragama dalam Dialog Penguatan Moderasi Beragama, Kamis (9/3). Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat di wilayah Soloraya.
Bangsa Indonesia memiliki warisan budaya yang multikultural, sebagaimana tertuang dalam buku Sutasoma yang diambil dari bahawa Jawa kuno “Bhinneka Tunggal Ika“ Berbeda-beda tapi satu juga. Selaras dengan hal tersebut, sangat penting untuk kita berbuat dan bertindak dalam merepresentasikan agama secara moderat.
“Beragama tidak berat sebelah, ekstrim ke kiri atau ekstrim ke kanan, tetapi kita posisikan secara berimbang di tengah-tengah, itu namanya moderat,” tutur Wahid Arbani.
Dalam waktu yang sama, Zainul Abas Ketua FKUB Kabupaten Sukoharjo menyampaikan bagaimana perkembangan gerakan keagamaan yang menuntut kita untuk terus menggaungkan Moderasi Beragama. Meskipun sebelumnya ada yang menggaungkan Islam Wasathiyah, cara beragama ini tidak jauh beda adalah bagaimana kita beragama untuk menegakkan keadilan tidak hanya di tengah-tengah sebagaimana wasit dalam pertandingan bola.
Semakin meneguhkan Endang Maria Astuti anggota Komisi 8 DPR RI, menekankan pentingnya merawat kerukunan dan membentengi diri kita dari faham radikal yang mengarah kepada ancaman keutuhan NKRI.
“Faham radikal yang mengancam keutuhan NKRI dapar terjadi karena pemahaman agama yang belum tuntas. Sehingga sangat penting bagi kita untuk memberikan pemahaman keilmuan keagamaan, salah satunya dengan pentingnya Moderasi Beragama,” pungkas Endang.
Forum Dialog ini semakin hangat dengan antusisme peserta yang diantaranya dari kalangan tokoh agama dan juga dari Guru Agama. Salah satu peserta menyampaikan pentingnya anggaran Pendidikan agama agar dapat mencakup semua agama, dimana Pendidikan agama sebagai cikal bakal menguatnya Moderasi Beragama. (ps/rf)