Penutupan Pospenas IX Dimeriahkan Habib Syech

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – Pekan Olahraga dan Seni Antar pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) ke IX Tahun 2022 resmi ditutup oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi. 4.000 peserta dan ribuan santri menghadiri upacara penutupan yang digelar digelar di Benteng Vasternburg Solo, Sabtu (26/11/2022) malam. Sejumlah pejabat tampak hadir, di antaranya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono Abdul Ghafur, dan Anggota Komisi III DPR Eva Yuliana. Seremoni penutupan dimeriahkan selawatan dan ceramah KH Syech Abdul Qodir Assegaf yang lebih dikenal dengan Habib Syech.

Wamenag RI, Zainut Tauhid Sa’adi mengucapkan selamat kepada para santri yang berlaga di bidang olah raga dan seni.

“Selamat dan sukses untuk semua atlet yang berkontribusi di seluruh mata lomba. Dari ajang seperti inilah akan lahir atlet-atlet nasional dari santri-santri yang mencintai olah raga dan seni,” katanya.

Perhelatan ini, kata Wamenag, adalah bagian dari afirmasi Kementerian Agama dalam membina potensi olah raga dan seni para santri. Sudah semestinya negara memberikan penghargaan kepada para santri karena kontribusinya sangat nyata untuk negeri ini. Resolusi jihad yang disampaikan KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, telah memicu perjuangan masif melawan penjajah pada 10 November 1945, yang dikenal sebagai hari pahlawan. Pertempuran yang mempertaruhkan nyawa ini tak dapat dilepaskan dari peran santri dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

“Saya melihat semangat 77 tahun lalu itu di sini, malam ini, Semangat itu, lanjutnya, masih membara dalam bentuk berbeda, yaitu melalui olah raga dan seni, ” tandas Wamenag.

Zainut Tauhid berpesan, zaman terus berubah dan santri harus menghadapi tantangan-tantangan baru masa kini. Namun belakangan ini santri telah mengisi berbagai bidang dan menunjukkan identitasnya yang berkarakter.

“Ini salah satu bukti, kiprah santri telah mengglobal dan menjangkau berbagai bidang,” katanya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberi apresiasi yang tinggi bagi para santri yang saat ini tidak lagi hanya mengenal pengajian. “Siapa bilang santri tidak bisa olah raga, berprestasi lagi,” kata Ganjar.

Menurutnya, santri telah menunjukkan performa dan sportivitasnya. “Yang juara tak perlu merasa jumawa, yang kalah tidak perlu merasa sedih,” katanya.

Tentu saja ajang ini lebih bermakna silaturahmi. Soal prestasi itu nilai tambah yang patut disyukuri.

“Mudah-mudahan dari ajang ini ada atlet yang keluar dari kandang, menuju PON, Asian Games, Sea Games, sampai Olimpaide. Itulah yang kita harapkan. Terima kasih kepada guru dan kiyai, dari tangan beliaulah kalian bisa hebat,” ujarnya.

Mendapat giliran bicara di penghujung, Habib Syech mengaku senang santri terlibat dalam sebuah gelaran olah raga dan seni dengan semangat tinggi. “Yang menang boleh bangga, tapi yang kalah jangan merasa kalah,” katanya.

Meskipun acara ini sifatnya kompetisi, tetapi substansinya adalah silaturahmi. “Insyaallah santri akan terus menyuarakan hal-hal baik di mana pun,” katanya.(bd/Sua)