Wonogiri – Perempuan identik dengan dengan sosok yang sensitif, tidak tega dan penakut, sehingga ketika ada saudara, tetangga bahkan keluarga yang berjenis kelamin perempuan meninggal, perawatan jenazahnya pun sering dilakukan oleh petugas dari desa yang sudah ditunjuk atau biasa disebut modin, meskipun mayoritas modin adalah seorang laki-laki. Walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan syari’at, namun karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan para perempuan dalam hal perawatan jenazah dan juga rasa takut karena kurangnya pemahaman mereka, maka pemulasaraan jenazah perempuan tetap dilakukan oleh modin laki-laki.
“Keluhan selama ini setiap terjadi kematian jenazah wanita, modin semua laki-laki dan yang menangani jenazah wanita juga modin laki-laki. Semestinya yang berhak merawat jenazah adalah wanita,” ujar Anida Safitri Penyuluh Agama Islam Fungsional Kankemenag Wonogiri
Bertempat di Balai Desa Tegiri, pada hari Selasa, tanggal 14 Juni 2022, Ibu Anida Safitri memberikan materi tentang bagaimana cara merawat jenazah mulai dari memandikan, mengkafani dan menyalatkan jenazah perempuan.
Lebih lanjut Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tegiri Wonogiri Anida Safitri, menjelaskan bahwa pelatihan ini bersifat aplikatif karena setelah teori langsung di lanjutkan praktek bagaimana mengurus jenazah dengan alat peraga yang telah di siapkan.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Evi Junita Sari, Ketua Lembaga Penggerak PKK Desa Tegiri yang juga memberikan sambutan sekaligus membuka acara pelatihan perawatan jenazah tersebut.
“Terima kasih kepada Penyuluh Agama Islam Kab. Wonogiri yang telah memfasilitasi ibu-ibu PKK untuk berlatih dan belajar bagaimana cara melakukan pemulasaan jenazah khususnya jenazah perempuan,” ucap Evi Junita Sari.
Evi Junita Sari berharap setelah dilatih dalam pelatihan tersebut, ibu-ibu di Desa Tegiri mampu dan berani melakukan pemulasaraan jenazah perempuan, sehingga pemulasaraan jenazah di Desa Tegiri dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan syari’at Islam, tentunya masih dengan bimbingan modin. Kegiatan yang diikuti oleh 80 orang pengurus dan anggota PKK ini diakhiri dengan sesi praktik. Ibu-ibu secara bergantian melakukan praktik memandikan, mengkafani dan menyalatkan jenazah perempuan. Praktik dilakukan dengan antusias oleh para peserta secara berkelompok.(Penyuluh/Sua)