Penyuluh Lintas Agama Semarang Terlibat Aksi Sosial Bersama Yayasan Sanobar

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Dalam upaya menumbuhkan semangat Moderasi Beragama, Penyuluh Lintas Agama Kantor Kemenag Kota Semarang yang bergabung dalam Forum Komunikasi Penyuluh Lintas Agama atau Forkopela terlibat dalam kegiatan aksi sosial bekerjasama dengan Yayasan Sanobar pada Sabtu (5/11/2022) di Gedawag Banyumanik.

Kegiatan yang dihadiri oleh Sekretaris FKUB, Syarif Hidayatullah, Lurah Gedawang Abdul Mu’thi, Ketua RW III, Babinkamtibmas, anggota Forkopela dan seluruh anggota Yayasan Sanobar ini, selain untuk memupuk kepedulian juga untuk menumbuhkan moderasi beragama.

“Kegiatan aksi sosial tanpa memandang agama dan muatan kepentingan ini, patut diapresiasi guna menumbuhkan moderasi beragama,” tutur Syarif, selaku perwakilan dari Forkopela dan FKUB.

Demikian pula, Abdul Mu’thi selaku Lurah Gedawang menyampaikan rasa terima kasih atas kepeduliannya, semoga dapat diperluas sehingga menjangkau masyarakat yang. jelas-jelas membutuhkan.

Aksi sosial yang berbentuk  pembagian paket sembako ini ditujukan kepada 250 warga yang kurang mampu di sekitar Gedawang.

Selain itu, masyakat juga bisa menikmati potong rambut secara gratis  dan pengobatan gratis.

Dalam ini Ketua Yayasan Sanobar, Yohanes Winarto menyebutkan bahwa  tujuan aksi sosial ini  untuk mengungkapkan cinta kasih kepada sesama tanpa membedakan agama sekaligus memupuk jiwa toleransi dalam beragama.

“Kami tiada muatan dan kepentingan tertentu dalam aksi sosial ini, namun tiada lain hanya ingin mewujudkan rasa kasih sayang kami berbagi kepada sesama tanpa membedakan agamanya. Sekaligus untuk mewujudkan toleransi dalam beragama”, sebutnya.

Penyuluh lintas agama sangat diperlukan kehadirannya dalam berbagai kegiatan aksi sosial pada bulan-bulan menjelang Natal dan Tahun Baru.

“Kehadiran penyuluh dari Kemenag sangat diperlukan dalam giat sosial yang diadakan oleh sebuah yayasan yang sering dipersepsikan oleh sebagian warga mempunyai muatan tertentu. Dengan kehadiran tersebut, setidaknya mampu meredam efek negatif yang bisa saja muncul menjelang Natal dan Tahun Baru, kata Syarif.

Selain itu jadikan momentum ini untuk menyemai moderasi beragama di kalangan masyarakat dan guna meminimalisir prasangka, pungkas Syarif.(Sy/bd)