081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Peran Agama dalam Dekadensi Moral

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Dekadensi moral atau kemerosotan moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia dewasa ini sungguh sangat luar biasa. Sebagai bukti, di sekeliling kita banyak kasus-kasus kejahatan semakin hari semakin meningkat.

Mulai dari pencurian, penjarahan, perampokan, perzinahan, penipuan, pemerkosaan, pelecehan seksual, perjudian, dan masih banyak lagi, termasuk pembunuhan. Yang jelas fakta membuktikan bahwa semakin hari, akibat menurunnya kualitas moral masyarakat ini semakin banyak saja yang menjadi korbannya, hal ini menjadi bahan kajian yang mutlak untuk diseriusi oleh pemerintah.

Subbag Informasi dan Hubungan Masyarakat menggelar dialog interaktif yang disiarkan melalui televisi, dengan menggandeng pihak Televisi Kampus UDINUS (TVKU) acara ini menghadirkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Ahmadi dan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Profesor Mansyur sebagai narasumber. Acara yang dikemas dalam special talkshow mengangkat tema “Peran Agama ditengah Dekadensi Moral” dialog berlangsung di Studio 49 Gedung TVKU lantai 2, Rabu (01/06).

Kepala Kantor Wilayah mengungkapkan bahwa Kementerian Agama sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam mengurusi bidang keagamaan bagi rakyat Indonesia memiliki visi mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, dan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong. Untuk menggapai visi tersebut salah satu misi yang menjadi prioritas bagi kementerian Agama adalah meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

“Kementerian Agama sebagai motor penggerak pemerintahan dalam urusan keagamaan, bertanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama, melalui program-program prioritas sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama di seluruh pelosok Indonesia,” ungkap Ahmadi mengawali talkshow berdurasi 1 jam yang mengambil waktu istirahat siang pukul 12.00 – 13.00 WIB.

Ditambahkan, hal-hal yang sangat mempengaruhi diantaranya kurangnya pemahaman agama, penangkapan salah terhadap perkembangan teknologi informasi, masuknya budaya asing dan kebebasan dalam bergaul. Hal ini perlu disikapi dengan memberikan bekal pendidikan yang kuat sejak dini, mulai dari pendidikan informal, formal dan non-formal.

“Kementerian Agama memiliki banyak program dalam kaitannya mendukung pencapaian visi dan misinya, untuk pendidikan formal dan non-formal melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam maupun Bimbingan Masyarakat Non-Islam sudah menyiapkan prioritas-prioritas andalan untuk memfasilitasi anak-anak usia sekolah dalam penguatan pemahaman agama sesuai dengan keyakinan masing-masing, sedang untuk pendidikan informal Kementerian Agama sudah menerjunkan penyuluh-penyuluhnya untuk aktif di lingkungan masyarakat guna memberikan pembekalan terkait pemahaman dan pengamalan ajaran agama,” lanjutnya.

Dialog interaktif berjalan sangat menarik, sehingga masyarakat yang menyaksikan program talkshow ikut meramaikan dengan berpartisipasi melalui line telepon untuk memberikan tanggapan atau meminta pernyataan sikap terkait tema yang diangkat. (gt/gt)