Perdana, FKPAI KUA Kecamatan Batur Adakan Kajian Rutin Kitab Syarah Hadist Jibril

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara (Humas) – Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kecamatan Batur adakan kegiatan kajian rutin bertempat di KUA Kec. Batur, Kamis (21/9/2023). Kegiatan yang rencananya dilaksanakan rutin setiap hari Kamis ini adalah tindak lanjut dari kesepakatan hasil rapat koordinasi FKPAI yang dilaksanakan pada hari Kamis, 14 September 2023.  Kegiatan perdana ini diikuti oleh seluruh pegawai KUA Kec. Batur, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) PNS dan Non PNS.

PAIF Kec. Batur, Marlinda Tri Rahmawati Mentanpa menjelaskan bahwa kajian rutin ini bertujuan untuk mengkaji (belajar, mempelajari, menelaah) atau menambah wawasan ilmu agama bagi seluruh pegawai di lingkungan KUA Kec. Batur.

“Kita mempunyai salah seorang penyuluh yang mumpuni untuk menjadi pemateri dalam kajian kitab yaitu KH. Zaenal Abidin, mengapa tidak kita manfaatkan untuk menambah keilmuan kita,” tuturnya.

Kepala KUA Kecamatan Batur, Fadlil Munawir memberikan sambutan pada pertemuan perdana ini. Ia sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi FKPAI dan berharap akan tetap konsisten kedepannya. “Saya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini. Bukan hanya penyuluh, saya harapkan juga semua pegawai mengikuti kajian rutin ini untuk menambah wawasan keagamaan tanpa harus mengganggu aktivitas dan pelayanan kantor tentunya,” tandasnya.

K.H. Zaenal Abidin yang mengisi kajian kitab Syarah Hadist Jibril menjelaskan ada tingkatan ukhuwah yang perlu kita pahami, yang pertama yaitu Ukhuwah Islamiyah, kita sebagai muslim harus saling menghormati, menghargai, tidak saling menyalahkan dan menganggap diri sendiri paling benar. Yang kedua, tingkatan Ukhuwah Wathaniyah, sebangsa dan setanah air merupakan saudara. Dan yang ketiga Ukhuwah Insaniyah atau Ukhuwah Basyariyyah yaitu persaudaraan sesama manusia. Ia memperjelas bahwa yang di maksud persaudaraan sesama manusia ini adalah toleransi. Contoh dari toleransi tersebut adalah penyebutan istilah kafir diperhalus dengan memanggil non muslim.

“Ukhuwah Basyariyah ini merupakan level tertinggi, disebutkan lagi contoh pada ukhuwah basyariyah sama halnya sholawat yang paling tinggi derajatnya adalah sholawat yang dibaca ketika salat, karena kita ketahui bahwa apabila tidak membaca sholawat pada sholat maka sholatnya tidak sah, dan satu perintah ibadah  yang Allah dan Malaikat kerjakan adalah sholawat,” jelasnya.

Sebagai penutup K.H. Zaeanal Abidin berharap dengan kegiatan ini dapat memberikan keyakinan atau Ukhuwwah Islamiyah serta semakin taat  kepada Allah SWT.  (mtr/az/rk)