Pergantian Kurikulum, Guru Diajak Jawab Tantangan untuk Ditaklukkan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang, Sabtu (10/9/2022) Mafruhatun Pengawas Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang memberikan pembinaan kepada guru Aparatur Sipil Negara (ASN) Kecamatan  Ngaliyan dan Semarang Barat.

Bertempat di MI Daul Ulum Ngaliyan, kegiatan tersebut diikuti oleh 16  ASN.

Dalam pembinaannya, Mafruhatun merefresh peserta kegiatan akan definisi guru. “Berdasarkan Peraturan Pemerintah 74/2008 dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah,” tuturnya.

“Ada 4 kompetensi guru yang wajib dimiliki yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial,” sambungnya.

Ia menuturkan, guru yang kompeten adalah guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang edukatif dan mampu mengelola proses belajar mengajar dengan baik, nyaman, dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa lebih optimal dan memuaskan.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan kunci sukses guru dalam mengajar, serta manajemen keberhasilan guru dan kepala madrasah.

“Guna menjaga konsistensi kompetensi guru dan kepala madrasah, maka diperlukan adanya supervisi dari pengawas. Tujuannya bukan untuk menghakimi tetapi melakukan evaluasi terhadap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) apakah sudah baik atau perlu adanya perbaikan-perbaikan guna terwujudnya pendidikan yang berkualitas dimana nantinya akan meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah,” terangnya.

Ia pun menerangkan bahwa saat ini beberapa madrasah yang menjadi pilot project di Kota Semarang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. “Beberapa madrasah telah menggunakan Kurikulum Merdeka, diharapkan tahun pelajaran yang akan datang seluruh madrasah di Kota Semarang telah mengimplementasikannya,” ungkapnya.

“Pergantian dari Kurikulum 13 menjadi Kurikulum Merdeka, ada beberapa istilah yang berganti,” terangnya.

“Jangan jadikan ini sebagai penghalang, tetapi motivasilah perubahan ini menjadi tantangan yang menarik yang mampu kita taklukkan,” ujarnya.

“Mau menggunakan kurikulum apapun, dalam mengajar guru harus kreatif, bisa menarik minat siswa untuk memperhatikan apa yang disampaikannya, untuk itu mari kita menjadi guru yang ideal, yaitu guru yang mampu menguasai materi, mampu menguasai kelas, mempunyai wawasan yang luas, kratif inovatif, dan memiliki karakter yang positif,” imbaunya.

Di akhir pembinaanya ia memberikan motivasi kepada peserta kegiatan untuk tidak lelah menimba ilmu guna meningkatkan kompetensinya guna mewujudkan kualitas pendidikan madrasah yang semakin baik.(Atun/NBA/bd)