Cilacap – Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), sebagai kumpulan umat Islam yang sudah berhaji memiliki potensi strategis bagi peningkatan kualitas pembangunan masyarakat. Hal ini dapat dilihat jika mengacu kepada predikat haji mabrur, di mana kualitas kepribadian menjadi tolak ukur utama. Karenanya perlu ditingkatkan lagi pemberdayaannya melalui tata kelola manajemen yang lebih baik.
Hal tersebut dikemukakan Kakankemenag kabupaten Cilacap, Jamun, pada acara silaturahmi dan halal bihalal IPHI di Kecamatan Sidareja.
Menurutnya pengelolaan IPHI selama ini masih belum maksimal, terutama terkait kiprah nyata di masyarakat. Jumlah haji di Kabupaten Cilacap yang begitu besar ternyata masih belum mampu mewarnai karakter masyarakat luas. Untuk itu, pihaknya mengimbau para pengurusnya untuk melakukan inovasi kegiatan. Evaluasi minimal dilakukan setahun sekali untuk menyusun perencanaan yang lebih visual.
“Jika dihitung jamaah haji rata-rata per tahun seribu, maka jumlah haji di Kabupaten Cilacap begitu besar. Karena itu, agar kiprahnya lebih terasa dan manfaatnya juga makin dirasakan, diperlukan perbaikan terutama dari segi manajemen. Seperti apapun kualitas sumberdaya yang dimiliki, tanpa pengorganisasian yang baik, maka tidak akan menghasilkan yang lebih. Mari kita belajar kepada organisasi-organisasi lainnya. Belajar kepada yang sudah terlebih dahulu maju tidak ada jeleknya, atau kalau bisa mengembangkan potensi organisasi sendiri malah akan lebih baik lagi,”ungkapnya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa, pihaknya selaku pembina berkewajiban memberikan pengarahan. Sedangkan perubahan baik maju atau mundur tergantung kepada masing-masing pengurus dan anggota organisasi itu sendiri. Selaku wakil dari pemerintah, selain memberikan bimbingan, kewajibannya adalah memberi dukungan dan perlindungan hukum.
Inti dari kiprah IPHI secara nyata adalah praktek masing-masing pribadi di masyarakat. Predikat haji merupakan sesosok insan yang berkepribadian luhur. Sudah seharusnya jumlah yang mencapai puluhan ribu dapat mewarnai kepribadian masyarakat. Indikator keberhasilannya adalah terwujudnya sifat toleransi dan harga-menghargai satu sama lain. Yakni persaudaraan dan kerukunan umat baik intern maupun antar umat beragama.
Kondisi tersebut sangat penting sebagai modal pembangunan nasional. Salah satu faktor utama agar pembangunan di segala bidang berjalan dengan lancar adalah kerukunan. Dengan kerukunan maka akan kokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Bukan tidak mungkin, dengan kiprah IPHI yang lebih nyata, Indonesia akan muncul menjadi negara dengan masyarakat yang madani.(On/bd)